Abaikan saja mulut tetangga yang berceloteh tidak jelas,ini hubungan kita, bukan mereka. Mereka tidak pantas mengikut sertakan pendapatnya disini
***
"Ga bisa seperti itu, kalian harus belajar bersama."
"Tapi Bu-
"Ga ada tapi-tapian Arka."
Argghh!!!
Arka mengacak rambutnya frustasi. Perkataan bu Dinda terus tergiang di kepalanya dan membuat kepalanya menjadi pening.
Tadi pagi saat ia ingin masuk kekelasnya ia tidak sengaja bertemu dengan bu Dinda. Bu Dinda menanyakan tentang perkembangan materi yang mereka pelajari tapi dengan begitu bodohnya Arka malah keceplosan bilang soal Alita yang tidak mau belajar bersama. Sontak hal itu membuat bu Dinda sedikit kaget dan memaksa dirinya untuk membujuk Alita agar gadis itu merubah pikirannya.
Rio dan Helmi yang sejak awal ada di tempat kejadian pun sama halnya dengan Arka, mereka bertiga sedang memikirkan bagaimana caranya agar Alita mau ikut belajar kembali bersama dengannya dan Devan.
"Gimana kalo lo beliin makanan aja Ar."
Arka menatap Rio, "Lo kira dia bocah."
"Gimana kalo lo samperin terus lo ajak ngomong empat mata. Itung-itung lo pendekatan sama sih Alita."
Arka diam menimang ucapan Helmi. Ada benarnya juga ucapan lelaki itu, mungkin ia harus mencobanya dan semoga saja dirinya berjodoh dengan Alita.
Arka mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, mendiel salah satu nomor dan mendekatkan ponselnya pada salah satu daun telinganya.
"Hallo?"
"Hallo Lit,"
"Iya, kenapa Ar?"
"Bisa kita ketemuan nanti?"
"Bahas?"
"Nanti aja gue jelasin, istirahat pertama di taman belakang ya."
"Tap- tut..tut..tut
Arka menghembuskan nafasnya lega saat panggilannya dengan Lita terputus. Rasanya begitu deg-deg'an.
Rio dan Helmi yang melihat gelagat Arka hanya bisa menggelengkan kepala. Mereka memaklumi keadaan Arka yang memang sudah lama tidak mengenal cinta-cintaan.
🥀
Bel istirahat kedua sudah berbunyi lima menit yang lalu dan sekarang lelaki dengan seragam di keluarkan itu tengah duduk di hamparan rumput dengan batang pohon mangga yang menjadi tempat bersandar.
Arka memutar bola matanya menjelajahi tempat yang menjadi singgahannya saat ini. Tempat ini sangat sepi bahkan hanya dirinya seorang diri di sini.
Tapi jika di pikir-pikir mana ada orang yang mau dateng ke tempat yang sepinya ngalahin kuburan seperti ini. Taman belakang sekolahnya memang sangat terawat dan bisa di katakan bersih, rumput yang ada di sini pun terjaga. Tapi, karena letaknya yang terlalu bahkan sangat jauh itulah yang membuat murid-murid malas untuk datang ke taman ini.
Arka duduk di bawah pohon mangga yang rindang, menyandarkan tubuhnya pada batang pohon hanya untuk menetralkan rasa kaku yang sedang menghampirinya.
Sudah lima menit ia menunggu Alita tapi gadis itu belum muncul juga. Arka memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menyapu kulit wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Novela JuvenilSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...