12

403 46 3
                                    

Jaemin menaikkan kedua alisnya saat melihat Heejin datang ke rumahnya dengan mata sembab. Jaemin melirik jam di dinding. Sudah pukul 8 malam.

Jaemin hanya diam sambil menerka-nerka apa tujuan Heejin datang menemuinya. Hingga Heejin mengambil helm di sebelahnya dan menyodorkannya pada Jaemin.

Jaemin menatap helmnya dengan tatapan kaget. Bagaimana tidak, kaca di helm itu lepas dari tempatnya. Jaemin meraih helm itu.

"Kau merusaknya?" Tanya Jaemin.

Heejin mengangguk pasrah. Mau mengelak pun sepertinya tidak berguna.

Jaemin diam. Tidak biasanya Heejin seperti ini.

"Ada masalah?" Tanya Jaemin hati-hati.

Heejin mengangguk.

Jaemin menatap sekeliling ruang tamu. Siapa tau ada yang menguping.

"Mau cerita?" Tanya Jaemin lagi.

Heejin menggeleng.

Jaemin menghela nafas pelan.

"Kesini naik apa?"

"Taxi."

"Ayo ku antar pulang. Sudah malam."

Jaemin bangun dari duduknya. Tapi Heejin tetap diam. Jaemin jadi takut kalau Heejin diam terus seperti ini.

Tapi melihat Heejin yang berantakan seperti ini, membuat Jaemin kasihan. Jaemin berjongkok di depan Heejin.

"Kenapa?" Tanya Jaemin lembut.

Heejin lagi-lagi menggeleng.

Mata mereka saling bersitatap.

Jaemin meraih tangan Heejin dan menarik gadis itu agar berdiri. Setelah Heejin berdiri di sampingnya, dia kembali menariknya keluar.

Heejin memperhatikan Jaemin yang mengeluarkan motornya dalam diam.
"Ayo naik Hee." Kata Jaemin.

Heejin berjalan menghampiri Jaemin dan naik ke motor Jaemin. Jaemin melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Kita mau kemana?" Tanya Heejin saat menyadari kalau mereka tidak mengarah ke rumahnya.

"Minimarket." Jawab Jaemin.

Heejin kembali diam. Baru saja dia fikir Jaemin akan membawanya ke suatu tempat untuk menghiburnya. Ternyata tidak.

Mereka sampai di minimarket. Jaemin lagi-lagi harus menarik tangan Heejin agar gadis itu mengikutinya. Mereka berhenti di box es krim.

"Mau yang mana?" Tanya Jaemin.

Heejin menoleh sebentar. Lalu menunjuk es krim pisang di pojok kanan. Jaemin tersenyum tipis melihat Heejin yang terlihat agak menggemaskan.

Jaemin mengambil 1 es krim pisang dan 1 es krim kopi. Jaemin menarik Heejin menuju kasir. Penjaga kasir disana tersenyum simpul melihat bagaimana Jaemin terus-terus an mengenggam tangan Heejin.

Setelah membayar, Jaemin mengajak Heejin duduk di kursi depan minimarket. Heejin menurut saja. Jaemin membukakan bungkus es krim pisang dan memberikannya pada Heejin. Lalu membuka es krim miliknya sendiri.

Heejin memakan es krim nya dengan tenang.

"Jae. Terima kasih." Ujar Heejin di sela kegiatannya makan es krim.

"Hanya sebuah es krim. Bukan masalah besar."

"Bukan itu. Tapi niatmu membelikanku es krim setidaknya bisa membuatku senang."

"Iya sama-sama. Sebenarnya aku masih marah padamu."

"Iya maaf. Aku tidak akan begitu lagi."

"Untung aku baik hati. Seharusnya kau itu sopan padaku."

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang