15

384 42 5
                                    

"Lapar tidak?" Tanya Jeno.

Heejin mengangguk sambil cemberut. Jeno yang melihat itu jadi gemas sendiri dan entah pemikiran dari mana, pria itu mencium pipi Heejin.

Heejin terkejut tentu saja. Sudah lama sejak terakhir kali Jeno menciumnya. Bukan hal baru kalau Jeno mencium pipi Heejin. Heejin juga kadang suka mencium pipi Jeno.

"Ayo makan. Tadi kak Tae masak sup ayam." Ajak Jeno.

Heejin mengekori Jeno menuju dapur. Heejin duduk di meja makan. Menunggu Jeno menyiapkan makan.

"Sekarang jelaskan padaku tentang pak Taeyong!" Ujar Heejin.

Jeno duduk di sebelah Heejin.

"Kak Taeyong kakakku. Dia kuliah di luar kota saat aku masuk smp. Maka dari itu kau tidak pernah bertemu dengannya." Jelas Jeno.

"Ada lagi?"

"Kak Taeyong baru pulang tahun ini untuk magang. Dia magang di sekolah kita. Dan ternyata dia menyukaimu saat melihatmu ke rumah."

"Tapi aku tidak melihatnya saat ke rumah mu."

"Padahal dia pernah meminjamimu charger ponsel. Ku pukir kau sudah tau."

"Ahh, charger ponsel itu. Ku pikir itu kak Mark."

"Dia mana mau meminjamkan barang nya."

"Jadi kau berkelahi dengan kakak mu sendiri karena aku?"

"Yaaaa. Sudah cepat makan. Setelah itu aku antar pulang."

🎶🎶🎶

Heejin turun dari motor Jeno. Dan dari dalam rumah, Jaemin keluar dengan ekspresi yang tidak tertebak.

Jeno ikut turun dan berdiri di samping Heejin. Antisipasi saja jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

"Kemana ponselmu?" Tanya Jaemin.

"Ini." Heejin mengambil ponselnya dari saku.

"Apa kau sibuk sekali sampai tidak bisa mengangkat telfonku?"

"Aku tertidur Jaem."

"Jaem. Sudah." Jeno memperingatkan Jaemin.

"Dan kau. Aku juga bertanya padamu. Tapi kau bilang tidak tau." Jaemin berujar sembari mencengkram kerah Jeno kasar.

Heejin langsung menarik Jaemin menjauh dari Jeno.

"Jaemin. Sudah. Ini masalah kita. Aku yang salah. Maaf."

"Bela saja dia terus." Jaemin berucap dingin sebelum akhirnya pergi dari sana menaiki motornya.

Heejin menghela nafas lelah.

"Kenapa aku merasa dia jadi semena-mena padamu." Ucap Jeno sambil menatap punggung Jaemin tajam.

"Bukan begitu, dia memang pantas marah. Tadi siang Jaemin mengantarku pulang ke rumah. Dan setelah dia pergi, aku bukannya masuk malah pergi ke rumah mu. Tanpa memberitahunya." Tukas Heejin.

"Yasudah, aku pergi dulu. Aku ada janji dengan Siyeon." Kata Jeno.

Heejin menatap Jeni tidak rela. Masih agak sensitif sebenarnya kalau membahas Siyeon. Heejin tetap diam hingga Jeno hilang dari pandangannya. Setidaknya, Jeno sudah kembali seperti sedia kala.

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang