27

332 44 20
                                    

Seminggu semenjak kejadian itu, dan itu artinya seminggu pula Heejin mengurung diri di kamar. Heejin hanya membiarkan ibu nya yang masuk. Bahkan Jungkook dan ayahnya pun tidak ia perbolehkan.

Dan seminggu pula Jeno tak pernah absen datang ke rumah Heejin, dan seminggu pula Jeno tak pernah absen bertengkar dengan Siyeon.

Hubungan keduanya sudah berakhir semenjak kejadian di rumah sakit, tapi keduanya seperti tidak bisa saling melepas. Jeno yang kadang akan merasa sangat membutuhkan Siyeon, atau Siyeon yang terlalu kebiasaan akan selalu ada Jeno di sisinya.

"Sadar tidak sih Jen? Kita berdua saat ini saling terobsesi satu sama lain? Kapan-Ah maksudku, bagaimana cara kita berhenti terobsesi? Aku lelah. Setiap malam aku selalu bermimpi tentang Heejin. Dan itu membuatku merasa bersalah." Tutur Siyeon.

Jeno menghela nafas lalu mengangguk lirih. Jeno dan Siyeon sedang ada di cafe menunggu Ryujin dan Hyunjin. Jeno dan Siyeon terlalu bodoh dalam hal seperti ini, jadi mereka butuh orang untuk membantu mereka menyelesaikan semuanya.

"Sampai hari ini pun Heejin masih belum mau bertemu denganku." Lirih Jeno.

Siyeon tersenyum saat melihat Ryujin dan Hyunjin datang. Keduanya pun duduk di kursi yang tepat berhadapan dengan Siyeon dan Jeno.

"Ceritakan!" Suruh Ryujin tegas.

Siyeon menendang kaki Jeno pelan. Jeno berdehem singkat lalu menatap Ryujin dan Hyunjin bergantian.

"Aku kenal Siyeon itu sebenarnya sejak SD. Lebih lama dari Heejin. Siyeon sahabatku dulu. Dan lulus SD aku pindah luar kota, jadi kita berpisah dan aku bertemu dengan Heejin. Sebelum pindah, aku dan Siyeon membuat janji untuk bertemu kembali suatu hari nanti."

"Jadi sebelum kau bersahabat dengan Heejin, kau sudah bersahabat dulu dengan Siyeon?" Tanya Ryujin memastikan.

"Iya, dulu kami ber empat. Aku, Siyeon, Eric dan Sunwoo. Tapi Eric dan Sunwoo masih ada di kota ku dulu." Jawab Jeno.

"Apa Heejin tau?" Tanya Hyunjin.

"Aku hanya mengatakan punya sahabat sewaktu SD. Hanya begitu." Jelas Jeno.

"Lalu?" Tanya Ryujin.

Baik Ryujin dan Hyunjin sama-sama penasaran dengan kisah Jeno-Siyeon.

"Saat lulus SMP, aku bertemu dengan Siyeon secara tidak sengaja. Dan saat itu, Siyeon hampir dilecehkan oleh segerombolan remaja. Aku ingin menyelamatkan, tapi saat itu jangankan berkelahi, melihat kekerasan saja badanku gemetar. Jadi aku berteriak. Dan akhirnya Siyeon berhasil ditolong."

Semua hening. Tak ada yang bicara karena sama-sama menunggu kelanjutan cerita.

"Setelah itu, selama tiga bulan aku menghindar dari Heejin dan belajar berkelahi, karena Heejin harus ada yang menjaga setelah aku tau kalau yang hendak melecehkan Siyeon itu teman SMP Siyeon dulu. Setidaknya aku harus bisa menjaga Heejin. Dan Siyeon lah yang menemaniku ke arah perubahan ku. Siyeon mengajariku segala hal. Dan akhirnya, kami dekat lagi." Lanjut Jeno.

Jeno menengok pada Siyeon. Siyeon mengangguk, karena sudah saatnya dia bercerita sekarang.

"Aneh memang jika anak SD sudah jatuh cinta. Tapi itu yang aku rasakan saat SD. Dan setelah bertemu lagi, aku mengatakan segalanya pada Jeno. Ternyata Jeno juga merasakan hal yang sama dulu. Tapi setelah itu Jeno bilang, dia menyukai orang lain dan itu Heejin. Saat itu juga aku sakit hati."

"Tunggu! Kalian tidak sedang mengada-ngada cerita kan soal masa SD kalian?" Tanya Ryujin curiga.

"Aku tau kau akan bilang begitu." Siyeon mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan fotonya bersama Jeno, Eric dan Sunwoo semasa SD.

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang