7

451 60 2
                                    

Hari ini Jeno ulang tahun. Dan demi pria itu, Heejin sampai rela membolos untuk merias halaman belakang rumahnya hingga sedemikian rupa.

Dia juga meminta bantuan Jaemin. Dan Jaemin pun entah kenapa setuju-setuju saja. Jeno sendiri setiap ulang tahun, akan pergi ke rumah kakek nya. Dan baru akan pulang tepat pukul 11 siang. Baru setelah itu, Jeno akan mencarinya.

"Jae, jangan tempel seperti itu."

"Ini justru bagus."

"Itu jelek. Kau ini memang tidak bisa apa-apa ya."

"Kalau begitu lakukan saja sendiri."

Heejin dan Jaemin saling memandang dengan tatapan kesal. Sejak 1 jam yang lalu, kegiatan mereka hanya berdebat.

Entah tentang letak sisi mana yang lebih bagus, atau warna balon yang serasi. Dan sekarang mereka berdebat tentang penempelan foto-foto Jeno di papan kayu yang sudah disiapkan oleh Siwon. Atas permintaan Heejin tentunya

Siwon dan Seohyun hanya bisa menggeleng. Entah berapa lama lagi mereka akan menyelesaikan ini semua.

"Sini berikan padaku. Kau angkat meja saja sana."

"Dasar pesuruh."

Walau mengumpat, Jaemin tetap melakukan apa yang diminta oleh Heejin. Menurut Jaemin, tak ada gunanya juga melawan Heejin.

Setelah 3 jam mereka berkutat pada dekorasi, kini mereka berdiskusi tentang makanan dan minuman. Jaemin sebenarnya ingin memilih kue ulang tahun nya. Tapi Heejin menolak mentah-mentah usulan itu. Karena dia sudah membuat kan kue khusus untuk Jeno tadi malam.

"Sosis bakar? Jagung bakar? Daging panggang?"

"Ini ulang tahun, Jaemin. Bukan bbq party."

"Akan seru pasti nanti nya."

"Kau yang bakar. Aku yang makan."

"Enak saja.

"Memang enak."

"Snack saja dan minuman kaleng."

"Tidak sehat."

"Sayur sop."

"Malas."

"Tidak usah ada makanan."

"Aku ada ide. Kita delivery saja."

Jaemin memutar bola matanya malas. Apakah junkfood itu sehat? Ada yang salah dengan otak Heejin.

Heejin melirik jam di tangannya. Sudah pukul setengah dua belas. Maka kemungkinan besar, pasti Jeno sudah dalam perjalanan ke rumahnya.

"Mau pesan sekarang?" Tanya Jaemin.

"Tidak nanti saja. Dimana confety nya?"

"Kau bawa masuk ke kamar mu tadi."

"Ah iya benar."

Heejin berjalan menuju kamarnya. Confety itu sebenarnya Jaemin yang beli. Dan pria itu juga keukeuh ingin meletuskan nya. Tapi lagi-lagi Heejin menolaknya. Dan dengan gerakan cepat, Heejin merebut confety itu lalu menyembunyikannya di kamar.

Jaemin menatap seluruh dekorasi yang dia dan Heejin buat. Senyum tipis timbul di wajahnya. Apa nanti jika dia ulang tahun, Heejin akan melakukan ini juga?

"Jangan berharap Jaem. Kau bukan siapa-siapa." Gumam Jaemin.

Heejin datang dengan confety di tangan kirinya dan Handphone di tangan kanannya.

"Jaem, kurasa ini semua percuma." Tutur Heejin lesu sembari duduk di sofa.

"Kenapa?" Tanya Jaemin lalu ikut duduk di sebelah Heejin.

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang