36

323 37 5
                                    

"Hee, titip tas ya." Ucap Jeno sembari menyerahkan tasnya pada Heejin.

Tentu hal itu membuat Heejin jadi curiga. Dan yakin kalau akhir dari ini nanti pasti bukan hal baik. Jadi dengan tegas, Heejin menggeleng angkuh.

"Aku ada urusan dengan Hwall." Ucap Jeno lagi.

Heejin sontak melotot. Dan tambah menggeleng.

"Kau mau berkelahi lagi?" Tanya Heejin sambil berteriak.

"Aku dan Hwall sudah baikan Hee. Kami teman sekarang."

Heejin memicingkan matanya tidak percaya. Dan hal itu membuat Jeno tertawa.

Sadarkan Heejin kalau dia sedang marah saat ini. Karena kalau tidak, bisa-bisa dia kembali luluh melihat ketampanan Jeno saat tertawa hingga matanya hilang.

"Heejin." Panggil Heejin yang berjalan kearah Heejin bersama Minju.

Posisi mereka saat ini sedang ada di parkiran. Dan dengan pasangan masing-masing? Semoga saja.

"Titip tas ya." Ucap Jaemin.

Heejin kembali mengerutkan keningnya.

"Bukan hanya aku Hee. Jaemin dan yang lain juga ikut." Tutur Jeno lembut.

Sangat lembut. Heejin bahkan sampai terperangah. Oh tidak! Heejin sedang marah sekarang.

"Mau apa? Kalau sampai kau buat masalah lagi aki tidak mau duduk denganmu selamanya." Omel Heejin.

Minju tertawa melihat Heejin mengomel. Karena entahlah, tapi dimata Minju, Heejin adalah gadis polos yang lucu.

"Mereka akan tanding basket Hee. Dan kalau kau lupa, hari ini dari jam pertama sampai istirahat adalah jam kosong." Jelas Minju.

"Yahhh."

"Minjuuu."

Minju menatap Jaemin dan Jeno bingung. Kenapa mereka merengak setelah dia menjelaskan.

"Heejin mengomel adalah hal favorit kami. Dan kau mengacaukannya." Jelas Jaemin.

Jaemin langsung membekap mulutnya yang dengan sangat kurang ajar berani mengatakan hal seperti itu.

"Wah. Jadi favoritmu itu Heejin? Baiklah." Ucap Minju pelan.

"Bukan begitu maksudku. Makaudku adalah—"

"Diam! Aku sudah tidak peduli. Mana tasmu. Katanya mau titip Heejin." Minju mengambil alih tas Jaemin lalu memberikannya pada Heejin.

"Ayo Hee." Ajak Minju.

Heejin mengangguk dan pergi bersama Minju. Meninggalkan Jaemin yang terdiam mengenaskan dan Jeno yang sedang mati-matian menahan tawanya.

"Menangis adalah respon terbaik untuk saat ini Jaem." Bisik Jeno pada Jaemin.

"Berisik bangsat." Umpat Jaemin lalu berjalan pergi.

Jeno sontak tertawa dan mengejar Jaemin.

Lain halnya dengan Minju dan Heejin yang canggung di sepanjang perjalanan. Mengingat pertemuan mereka tidak pernah berakhir baik.

"Minju." Panggil Heejin.

Minju berhenti. Heejin pun ikut menghentikan langkahnya.

"Heejin, maaf." Tutur Minju

Heejin sedikit tersentak. Tapi dengan cepat gadis itu kembali mengatur ekspresinya.

"Aku minta maaf untuk semuanya. Terutama tentang Jaemin. Kau benar. Semua orang benar. Kalau saja aku tidak hadir dalam hubungan kalian, kau dan Jaemin tidak akan berkahir. Maaf Hee."

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang