"Bisa kita bicara baik-baik?"
Siyeon berdecih pelan lalu melipat kedua tangannya didepan dada. Menatap remeh ke arah pria yang kini tersenyum kian manisnya. Tapi hal itu justru membuat Siyeon muak.
"Boleh. Tapi hanya aku yang boleh bicara disini. Kau cukup diam dan dengarkan." Ucap Siyeon mengintimidasi.
Perbuatan Siyeon mampu menyita seluruh perhatian pengunjung juga para karyawan disana.
"Lebih baik duduk dulu, aku tidak mau kau diusir oleh karyawan restoran." Tutur pria itu lagi.
Siyeon menoleh ke arah karyawan restoran yang tengah menatapnya takut. Karena tatapan Siyeon yang benar-benar terlihat mengintimidasi itu.
Siyeon akhirnya duduk dan menatap sahabat-sahabatnya sebentar. Ditatapnya lagi pria berdimple itu.
"Aku tidak tau siapa namamu, apa keperluanmu dan apa maumu. Tapi ku mohon jangan mengikuti ku terus. Kau membuatku kesal juga tidak nyaman." Tutur Siyeon yang sarat akan kekesalan.
Pria itu tetap diam dengan tatapan dalam. Siyeon jadi sedikit gugup karena tatapan pria itu. Tapi Siyeon adalah perempuan yang hebat dalam menyembunyikan ekspresi, jadi yang muncul diwajahnya saat ini hanyalah raut datar nan dingin ala Park Siyeon.
"Kau faham kan apa maksudku?" Tanya Siyeon.
Pria itu mengangguk. Siyeon bangun dari duduknya.
"Bagus, kalau begitu aku pergi." Siyeon hendak pergi tapi perkataan pria itu menghentikan segalanya.
"Park Siyeon. Mantan ketua tawuran di SMP nya. Satu-satu nya perempuan yang ditakuti oleh anak sekolah sebelah. Tapi akhirnya hampir dilecehkan oleh teman SMP nya sendiri."
Siyeon membalikkan badannya menatap pria itu bingung.
"Siapa kau?" Tanya Siyeon.
Pria itu hanya tersenyum lalu berdiri dan pergi dari restoran. Meninggalkan Siyeon yang diam dengan penuh tanda tanya.
"Kau dulu tawuran?" Tanya Hyunjin sesaat setelah Siyeon kembali duduk bersama yang lain.
Siyeon hanya menghela nafas. Hidupnya jadi tidak tenang jika begini. Dia berusaha melupakan masa kelamnya waktu SMP. Tapi dengan tidak tau dirinya pria itu kembali membuka luka lama.
"Yeon, kau kenal pria tadi?" Tanya Eric.
Siyeon menggeleng lemah.
"Tak apa. Kita semua disini untuk melindungi mu." Tutur Jeno.
Siyeon hanya mengangguk. Sebenarnya, tanpa bantuan siapapun Siyeon bisa menyelesaikan semuanya sendiri.
"Sepertinya aku kenal pria itu. Tapi aku lupa." Tutur Ryujin.
"Coba kau ingat-ingat." Sahut Heejin.
Eric, Sunwoo dan Jeno saling melirik seakan mengirim sinyal. Lalu ketiganya kompak mengangguk bersama. Eric menggenggam tangan Siyeon.
Siyeon mendongak dan menatap ketiga sahabatnya bergantian. Lalu tersenyum.
"AKH! AKU INGAT! DIA CHOI SOOBIN. IYA SOOBIN!! MANTAN PACAR AISHA!!" Teriak Ryujin.
Semua melongo kaget. Pasalnya Ryujin mengatakan itu semua setelah menggebrak meja dan menjatuhkan kursi saat berdiri. Hyunjin yang malu dengan perilaku kekasihnya langsung menarik Ryujin agar duduk kembali.
"Soobin? Seperti pernah dengar namanya." Gumam Heejin.
Heejij menepuk tangan sekali setelah ingat siapa si Soobin ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Love Story √√
FanfictionBook 1 Ini kisah cinta anak sma. Masih naif. Masih egois mengakui rasa Jeno-heejin # 1 - Jaejin