32

364 37 12
                                    

"Diam dan jangan berkomentar." Ucap Siyeon tepat sebelum Jeno hendak membuka mulut.

Siyeon memeluk tangan Jeno dan menariknya menuju kantin.

"Temani aku makan sebentar ya." Pinta Siyeon.

"Iya. Memang niatku mencarimu untuk itu. Sekalian membelikan Heejin dan Jaemin nasi goreng." Tutur Jeno.

"Heejin dan Jaemin?" Tanya Siyeon.

"Kemarin kau bilang kan mau menjaga kak Sihyeon. Jadi kami berniat menemani. Tapi ternyata ada kak Hangyul." Jawab Jeno.

"Yasudah kalau begitu dibungkus saja. Kita makan bersama nanti." Ucap Siyeon.

Siyeon melepas tangan Jeno dan berjalan menuju stand nasi goreng. Setelah memesan, Siyeon duduk di salah satu kursi dan Jeno duduk di depannya.

"Yang tadi itu Soobin kan?" Tanya Jeno.

Siyeon melirik Jeno sekilas lalu mengangguk.

"Sudah bicara dengannya?" Tanya Jeno lagi.

Dan Siyeon lagi-lagi hanya mengangguk.

"Sudah dapat jawaban?"

"Belum. Tapi pasti secepatnya. Kau sendiri sudah dapat jawaban dari Heejin belum?" Tanya Siyeon balik.

"Sepertinya Heejin masih ada rasa pada Jaemin. Entahlah. Aku juga bingung. Terlebih, cinta pertama Heejin juga kembali muncul di permukaan setelah menghilang." Keluh Jeno.

"Heejin masih menyukai Jaemin? Dan kau meninggalkan Heejin berdua dengan Jaemin?" Goda Siyeon.

"Aku memang bodoh." Jeno menepuk keningnya.

Siyeon tertawa.

"Sebenarnya memang Heejin benar. Dalam persahabatan seharusnya tidak dibarengi dengan rasa suka. Kita semua salah."

"Oh iya Yeon. Kemarin Sunwoo mengirimiku informasi tentang Soobin." Tutur Jeno mengalihkan pembicaraan.

Siyeon diam menunggu kelanjutan ucapan Jeno.

"Soobin itu anak piatu. Dan ibunya yang sekarang atau lebih tepatnya istri kedua ayahnya disembunyikan identitasnya. Benar-benar tidak ada info sama sekali tentang istri kedua tuan Choi. Bukankah itu aneh?"

"Urusanku hanya dengan Soobin, aku tidak peduli dengan keluarganya."

Jeno bungkam. Siyeon memang punya jutaan jawaban yang melenceng dan mampu membuat lawan mainnya tidak bisa membalas.

"Aku kalah lagi. Kau memang pandai bicara." Ucap Jeno.

Siyeon tersenyum tipis. Memang itu keahliannya. Tapi ada satu orang yang bisa membalas setiap ucapannya bahkan tanpa berfikir. Soobin.

Siyeon jadi penasaran, apa kabar peia itu setelah dia campakan begitu saja tadi.

Pesanan mereka jadi dan Siyeon membayarnya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar inap Sihyeon.

Saat membuka pintu, pandangan keduanya langsung tertuju pada Heejin yang sedang bermain ponsel sambil bersandar pada Jaemin.

Jeno lantas mendengus pelan. Lalu mengambil plastik berisi nasi goreng di tangan Siyeon dan menaruhnya di meja dengan kasar.

Siyeon sendiri mencari keberadaan Hangyul yang tidak dia temukan disana.

"Dimana kak Hangyul?" Tanya Siyeon menatap Jaemin dan Heejin bergantian.

"Kak Hangyul bilang ada rapat mendadak di kantornya." Jawab Heejin sambil mengambil nasi gorengnya.

"Hanya dua?" Tanya Heejin.

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang