17

361 37 5
                                    

H-3 pentas seni untuk perayaan ulang tahun sekolah benar-benar sudah disiapkan dengan sangat matang. Baik dari pihak sekolah maupun para murid.

Kelas-kelas dihias. Sekolah di bersihkan. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, H-1 nanti seluruh pengisi acara akan menjalani gladi bersih. Dan murid yang lain akan diliburkan.

Heejin, Jaemin dan Hyunjin rajin berlatih. Mengingat 3 hari lagi mereka harus tampil. Tapi Jaemin tidak pernah mau berlatih saat pulang sekolah. Jadi mereka hanya berlatih di jam istirahat dan jam kosong.

Alasan pria itu sibuk.

Dan sekarang mereka bertiga sedang di ruang dance. Bersama Siyeon, Jeno dan Ryujin yang katanya ingin melihat. Heejin juga bilang supaya mereka mengoreksi.

Bu Lisa benar-benar sibuk mengurus perayaan besok. Jadi bu Lisa mempercayakan segalanya pada 3 muridnya.

Ryujin dan Siyeon menatap tarian mereka dengan tatapan berbinar. Sedangkan Jeno, ekspresi pria itu tidak tertebak.

Siyeon menatap Jeno saat melihat gerakan dance Heejin dengan Jaemin. Yap, Jeno melengos. Tapi hanya sebentar. Pria itu kembali menatap ke depan.

Ryujin dan Siyeon bertepuk tangan dengan keras saat mereka selesai menari. Siyeon mengenggol kaki Jeno dengan kakinya. Jeno tersadar dan ikut tepuk tangan.

"Kalian akan jadi bintangnya besok." Ucap Ryujin.

"Aku keren kan Ryu." Hyunjin menaik turunkan alisnya.

Ryujin memutar bola matanya malas. Kekasihnya itu memang kelewat narsis.

"Kalian bertiga keren. Kalau hanya kau yang menari sendirian akan aneh." Jawab Ryujin.

"Aku harus ke ruang bk sekarang." Jeno beranjak dan pergi begitu saja.

"Jeno ada masalah apa lagi?" Tanya Jaemin.

Heejin menggeleng tidak tahu. Jeno masih tertutup padanya. Heejin menatap Siyeon. Dari gelagatnya, sudah jelas Siyeon menyembunyikan sesuatu.

"Apa yang kau dan Jeno sembunyikan dariku?" Tanya Heejin dingin.

"Berhenti mencari masalah dengan ku Hee." Jawab Siyeon datar.

"Mana perkataan ku yang mencari masalah. Aku hanya bertanya." Balas Heejin.

Ryujin dan Hyunjin saling melirik bingung. Sedangkan Jaemin mengusap wajahnya malas.

"Sayang, sudah. Ayo ke kantin. Kita beli minum." Jaemin merangkul Heejin dan membawa gadis itu ke kantin.

Siyeon menghela nafas lelah setelah Heejin sudah pergi. Ryujin mengelus pundak Siyeon.

"Sabar ya Siyeon. Heejin butuh waktu untuk menerima kenyataan Jeno lebih terbuka padamu dibanding dia sekarang." Kata Ryujin.

Hyunjin mengulum bibirnya kaget. Kalimat Ryujin terdengar menyakitkan untuk didengar. Hyunjin menatap Siyeon yang kini menatap Ryujin tajam.

"Sayang. Sudah. Ayo susul Jaemin ke kantin. Aku haus." Hyunjin merangkul Ryujin.

Siyeon menatap kepergian mereka dalam diam. Dia tahu Ryujin tidak menyukainya. Heejin pasti sudah menceritakan segalanya pada Ryujin.

Tapi Siyeon tidak salah. Mereka hanya tau dari cerita Heejin. Bagaimana dengan dirinya sendiri. Siapa yang akan mendengarkan ceritanya.

Mereka tidak melihat dari sisi Siyeon. Siyeon juga lelah seperti ini terus.

Air mata nya luruh begitu saja. Siyeon memang wanita kuat. Tapi saat orang-orang yang dia anggap teman ternyata membencinya itu sangat menyakitkan.

School Love Story √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang