"Cepat sana pulang." Suruh Siyeon.
"Kenapa? Tidak enak sama tetangga?" Tanya Soobin.
Bukan tanpa alasan Siyeon menyuruh pria itu agar cepat pergi. Alasannya adalah sudah setengah jam Soobin tidak kunjung pergi dari depan rumahnya.
"Aku tidak peduli dengan tetangga. Aku ingin cepat masuk ke dalam rumah lalu duduk di sofa yang empuk." Jawab Siyeon.
"Aku sudah bilang kan. Sebelum mamahmu pulang, aku tidak akan pergi." Ucap Soobin.
Salah Siyeon memang yang mengatakan kalau di rumah tidak siapa-siapa. Dan hari ini mamahnya pulang dari luar kota. Maka dari itu, Soobin tidak kunjung pulang.
"Kalau begitu ayo masuk. Kita tunggu di dalam." Ucap Siyeon lalu berlalu pergi.
Soobin segera mengikuti Siyeon. Sambil melihat punggung Siyeon, Soobin mengingat kejadian di taman tadi. Yang merupakan awal dari hubungan tanpa status mereka.
Satu jam sebelumnya di taman. Mereka duduk di salah satu bangku taman.
"Di taman ini aku pertama kali melihatmu dua bulan lalu. Dan semua berlalu begitu saja." Ujar Soobin.
Siyeon suka cara Soobin menjelaskan sesuatu. Pria itu lebih ke inti. Tidak bertele-tele.
"Baru dua bulan tapi kau tau semua tentangku?" Tanya Siyeon.
"Aku stalker yang baik kan." Balas Soobin.
"Kau menyeramkan. Jadi, kau suka padaku pada pandangan pertama?"
"Bukan. Awalnya aku malah menganggapmu orang aneh?"
Sontak hal itu membuat Siyeon memberikan tatapan tajam pada Soobin.
"Sampai aku melihatmu berbicara menggunakan bahasa isyarat pada gadis tuna rungu. Jujur saja, aku terkesan."
"Aku memang mengesankan."
"Dan ditambah hari itu sedang berangin. Jadi rambutmu berterbangan. Wah kau sangat cantik."
"Iya aku cantik."
"Tapi masih cantik Aisha."
Siyeon langsung menoleh dan menatap Soobin kesal.
"Bercanda." Tutur Soobin sebelum Siyeon benar-benar marah dan memukulnya.
"Lalu soal pengobatan kakakku? Kau sudah berhenti membantuku kan?" Tanya Siyeon.
"Aku tidak mengerti. Bukan aku yang melakukan itu. Aku juga baru tahu kalau kakakmu dirawat di rumah sakit ku."
"Rumah sakit mu?"
"Belum. Tapi nanti akan menjadi milikku. Hehe."
Siyeon terkekeh.
"Kalau bukan kau lalu siapa?" Tanya Siyeon.
"Kita cari tahu bersama. Itu kan rumah sakit ku."
Siyeon kembali tertawa.
"Siyeon. Selama dua bulan menjadi stalkermu, aku tidak pernah melihat orang tua mu." Ucap Soobin.
"Papah dan mamah memang jarang pulang. Mereka seperti punya keluarga sendiri. Haha." Ujar Siyeon di akhiri tawa.
Walau terlihat natural, tapi Soobin tau kalau Siyeon menyimpan banyak kesedihan. Mengingat alasan gadis itu selalu mengelilingi taman ini sendirian.
"Baru seperti. Sedangkan papah dan mamah ku memang punya keluarga sendiri. Dan aku lebih menyukai keluarga baru papahku. Mamah baru ku itu sangat baik. Tapi sayangnya identitasnya disembunyikan." Tutur Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Love Story √√
FanficBook 1 Ini kisah cinta anak sma. Masih naif. Masih egois mengakui rasa Jeno-heejin # 1 - Jaejin