Ini bukanlah masalah besar. Tapi entah kenapa Heejin merasa gugup saat ini. Untuk pertama kalinya dia akan pulang bersama seorang pria yang bisa disebut sebagai musuhnya. Siapa lagi kalau bukan Na Jaemin.
"Ayo naik Hee. Sudah hampir petang." Ujar Jaemin membuat Heejin dengan tergesa naik ke motor Jaemin. Lalu memakai helm yanh di berikan oleh Jaemin.
Mereka baru saja selesai berlatih. Dan sekarang sudah pukul setengah 6 malam.
Heejin meremas tas Jaemin karena pria itu melajukan motornya dengan sangat kencang.
Sebenarnya, Heejin menunggu Jaemin bertanya dimana rumahnya. Tapi sepertinya, Jaemin tau dimana rumahnya. Karena arahnya benar.
Ya. Jaemin memang hafal betul alamat Heejin. Kenapa? Entahlah. Jaemin melirik spion dan melihat wajah lelah Heejin disana.
Jaemin menambah kecepatan motornya agar segera sampai di rumah Heejin. Agar gadis itu segera beristirahat.
Setelah 15 menit perjalanan, mereka sampai di rumah Heejin. Bertepatan dengan Jungkook yang baru saja pulang dari minimarket.
"Hai Jaemin." Sapa Jungkook ramah.
"Hai kak Jung." Balas Jaemin.
Heejin turun lalu mengembalikan helm pada Jaemin. Heejin balik menatap Jungkook bingung. Bagaimana tidak, Jungkook kini tengah menatapnya dengan senyum nakal.
"Terima kasih ya Jaemin sudah mengantar adikku ini pulang." Ujar Jungkook lagi.
Heejin kembali menatap Jungkook aneh.
"Iya kak. Kalau begitu saya pulang dulu." Balas Jaemin.
Jaemin hendak kembali menghidupkan mesin motornya tapi dihentikan oleh Jungkook.
"Eh, ayo masuk dulu. Kau pasti belum makan kan." Cegah Jungkook.
"Tidak perlu kak."
"Eiyy, ayo makan dulu. Jeno juga setiap kemari pasti makan dulu. Kau juga harus makan dulu. Ayo."
Jaemin melirik Heejin yang menatap Jungkook dengan ekspresi menahan tawa. Melihat reaksi Heejin yang sepertinya tidak masalah dengan ucapan Jungkook tadi pun menyetujui tawaran Jungkook.
Jaemin sedikit gugup saat masuk ke rumah Heejin. Matanya langsung terpaku pada orang tua Heejin yang menatapnya.
"Dia yang aku ceritakan tempo hari. Yang membantu Heejin waktu itu." Tutur Jungkook.
Siwon tersenyum dan menghampiri Jaemin lalu menepuk pundak Jaemin. Jaemin sedikit lega dengan reaksi ayah Heejin. Tapi dia masih risih karena ibu Heejin masih menatapnya tajam.
"Ayo duduk dulu. Hee, buatkan temanmu minum."
Heejin yang hendak menaiki tangga pun gagal. Dia memutar tubuhnya menuju dapur. Ada Seohyun—ibunya—disana, sedang menyiapkan makanan.
Seohyun melirik Heejin yang sedang menyeduh teh.
"Jadi siapa anak itu?"
Heejin menoleh. Hanya sebentar, kemudian kembali fokus pada tehnya.
"Namanya Jaemin."
"Ibu tidak tanya nama nya Jeon Heejin."
"Dia teman sekelas Heejin. Dia juga partner dance Heejin. Makanya Jaemin mengantar Heejin." Jelas Heejin.
Seohyun mengangguk faham. Dia tersenyum.
"Dia tampan. Ibu jadi bingung ingin memilih yang mana."
Heejin menatap Seohyun bingung.
"Memilih yang mana?"
"Iya. Jeno dan Jaemin."
KAMU SEDANG MEMBACA
School Love Story √√
FanfictionBook 1 Ini kisah cinta anak sma. Masih naif. Masih egois mengakui rasa Jeno-heejin # 1 - Jaejin