Bagaimana perasaan kalian, jika berteman dengan tujuh lelaki yang memiliki sifat yang berbeda-beda?Inilah yang Zahra alami, mereka berteman sejak berada di satu SMA yang sama. Saat ini, mereka sedang liburan di Bali, tepatnya di rumah milik Renjun.
Renjun Atha Maliq, biasa dipanggil Renjun, atau Njun. Dia selalu mewujudkan keinginan Zahra, tidak ada satupun yang ia tolak, bisa dikatakan laki-laki berdarah China itu bucin.
Tapi, baik Zahra maupun Renjun, keduanya selalu bertengkar setiap saat. Bukan bertengkar secara fisik, tetapi, mereka selalu adu mulut setiap bertemu, tidak ada yang mau menghentikan adu mulut keduanya, bahkan anak OD memilih menjadi penonton Zahra dan Renjun.
Kalian mungkin bingung, siapa anak OD? Apa hubungannya dengan Renjun dan Zahra? Oke, sedikit cerita, OD adalah singkatan dari One Dreams yang merupakan nama sebutan untuk persahabatan mereka. Bukan geng seperti anak SMA saat ini, mereka bersahabat sejak kelas 11 dan sudah menganggap seperti saudara.
Mereka bukan kumpulan anak famous yang akan melakukan bully, tetapi mereka kumpulan anak pintar yang tidak ambisius.
"Njun, pinjem handphone dong," pinta Zahra.
Renjun yang duduk di sampingnya melihat dari sudut matanya, dan sedetik kemudian memberikan ponselnya pada Zahra.
"Jangan dibuat aneh aneh."
Zahra hanya menjawab dengan acungan jempol.
"Anjir nih anak. Perasaan kemarin handphonenya bukan ini deh. Baru lagi," gerutu Zahra.
Saat sibuk memainkan ponsel, tiba-tiba saja muncul layar bertuliskan,
Mama♡ is Calling....
"Renjun, mama lo nelpon nih," teriak Zahra.
Tapi tidak ada jawaban sama sekali dari lelaki itu. Zahra-pun memilih meletakkan ponsel Renjun di meja. Gadis itu sedang malas untuk sekedar berjalan ke area taman belakang, dimana Renjun berada.
"Buat lo," ucap Mark setelah meletakkan segelas susu cokelat dingin di atas meja sofa.
"Thanks Mark. Panggilin Renjun dong, mamanya telpon. Gue mager buat jalan," pinta Zahra dengan wajah tanpa dosanya.
"Mager terus, jangan hidup sekalian deh Ra."
Karena Zahra terlalu sibuk meminum susu cokelat yang diberikan oleh Mark tadi. Tanpa ia sadari ternyata tetesan air dari gelas yang ada di genggamannya jatuh di atas layar ponsel Renjun.
"Renjun, kamu dari mana aja, lama banget angkat telpon mama."
"Mama cuma mau tanya, kamu beli tiket ke Bali buat apa? Siapa yang kamu ajak ke Bali kali ini?"
Mama Renjun terus bertanya di seberang sana.
"Lah, keangkat. Apa gue jawab aja ya?"
"Eh, tapi gak sopan jawab telpon orang."
"Tapi kan, daripada mamanya Renjun ngomong sendiri, ntar dikira gila."
"Jawab aja deh."
Setelah berdebat dengan dirinya sendiri, tangan Zahra bergerak untuk mengambil ponsel Renjun. Belum saja tersentuh, Renjun mengambil alih dan mematikan sambungan telpon mamanya.
"Eh, Njun, itu mama lo telpon tadi," ucap Zahra dengan cengiran khasnya.
"Kalau ada telpon tuh kasih tau gue. Jangan sembarangan diangkat! Gak sopan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Teen Fiction[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...