Semenjak Hyunjin mengatakan bahwa dirinya harus menjaga Zahra. Renjun selalu memikirkan mengapa kakaknya itu meminta hal yang seharusnya tidak perlu dikatakan, karena pada dasarnya, dirinya pasti akan melindungi gadis itu. Iya, gadis yang semenjak 1 tahun lalu kerap memenuhi pikirannya.
Bahkan, hanya dengan mendengar suara gadis itu dari telepon, sudah membuat Renjun semangat.
"Kira-kira Zahra ngapain ya? Kayaknya sih udah tidur. Ini udah jam 11 juga."
Renjun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menggunakan sebelah tangannya untuk bantal. Tatapannya kini menelaah ke langit-langit kamar.
Jujur, dia sempat marah saat melihat Zahra dekat dengan Jeno dan Hyunjin. Karena Renjun merasa kedua orang itu bersikap seakan memiliki perasaan pada gadis yang ia sukai itu.
Tapi karena Hyunjin mengatakan hal tadi, membuat Renjun berpikir kembali. Apakah Hyunjin sudah tidak menyukai Zahra? Ataukah Hyunjin hanya berpura-pura agar Renjun tak membencinya?
Tapi mengapa kakaknya itu menyuruhnya untuk menjaga Zahra?
•Mask•
"Ma, Zahra berangkat ke kampus dulu ya," pamit Zahra setelah menyelesaikan sarapannya.
Gadis itu segera meraih tangan mamanya dan mengecup pelan punggung tangan wanita yang selama ini selalu mendukungnya dalam hal apapun.
"Hati-hati, jangan lupa makan siang nanti."
Zahra menganggukkan kepalanya dan bergegas berangkat.
"Assalamualaikum, Zahra pergi dulu."
"Waalaikumsalam."
Baru saja gadis itu membuka pintu, seorang pria dengan pakaian casual dan backpack di punggungnya dengan tali yang hanya melekat di sebelah tangannya membuat Zahra berhenti.
"Untung gak nabrak."
"Mau gue ketuk, lo udah keluar aja," ujar pria itu.
"Ngapain coba lo kesini?" Tanya Zahra.
"Ya jemput lah, mau ke kampus bareng."
"Emang lo gak ada kelas?"
Pria itu segera mengetuk pelan kening Zahra.
"Kan gue ambil kelas yang sama kayak lo."
"Yaudah cepetan, takut telat."
Renjun dan Zahra bergegas naik ke motor dan mulai melaju dengan kecepatan normal.
Sedikit cerita, Zahra dan ketujuh temannya memang berada di universitas yang sama. Hanya saja, Zahra, Renjun dan Jeno berada di kampus A dan yang lainnya di kampus B.
Itu karena Zahra memiliki Fakultas Kedokteran sedangkan dua pria itu memilih Fakultas Kedokteran Gigi, maka otomatis mereka berada dalam kampus yang sama.
Hanya butuh 20 menit hingga sampai di Kampus A. Terlihat mahasiswa baru yang sudah datang. Bagaimana bisa tau? Karen wajah-wajah mereka seperti pernah Zahra lihat saat pertemuan kemarin.
Oh ya, mulai tahun ini, tidak ada kegiatan Ospek. Hanya saja, kemarin, tepatnya hanya satu hari, para mahasiswa baru dikumpulkan di gedung pertemuan untuk pengenalan yang dilakukan oleh Rektor.
"Dosen lo, Bu Jennifer?" Tanya Zahra saat dirinya turun dari motor Renjun.
"Bukan, Pak Johnny."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Fiksi Remaja[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...