[14] Dia Kembali

2.7K 257 29
                                    

Aroma obat-obatan masuk kedalam indera penciuman Zahra. Gadis itu mengedarkan pandangannya, setelah dirasa dia sedang berada di suatu ruangan bercat putih, dia teringat akan kejadian beberapa waktu lalu.

Bukankah setelah gadis itu keluar dari rumah Jeno, dia berjalan dan...

"Hei, nona, kau kenapa?"

Kalimat itu yang terakhir kali ia dengar sebelum akhirnya pandangannya berubah menjadi gelap.

"Lo udah bangun? Bentar ya gue panggil dokter."

Siapa gadis itu?

"Keadaannya sudah membaik. Demamnya tadi malam juga sudah turun. Saya minta supaya nona jaga pola makan, kalau tidak, maagnya akan kambuh lagi," ucap dokter tampan ber-nametag 'dr. Eunwoo'

"Makasih kak."

"Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu."

Setelah dokter Eunwoo keluar dari kamar rawat itu, gadis di samping Zahra menarik kursi dan duduk di dekat brangkar.

"Gue Zeeva."

Tangan gadis bernama Zeeva itu terulur di depan Zahra.

"Zahra."

"Jadi, kalau lo penasaran kenapa bisa ada disini. Kemarin, gue gak sengaja lewat halte depan JCorp terus gue lihat lo pingsan sama ada satpam gitu. Setelah gue deketin, keadaan lo gak baik-baik aja. Muka lo pucet dan lengan sama kaki lo berdarah banyak, bahkan siku lo kemarin luka lebar. Kalau gue boleh tau, lo kenapa?" Gadis itu menatap Zahra dengan wajah bertanya.

"Gak papa, semalem- em, kemarin siang gue ada masalah sama temen gue. Masalah kecil sih trus jatuh dan ngebuat gue lupa makan, jadinya maag kambuh."

"Oh, iya karena butuh identitas lo, gue ambil KTM lo di tas, maaf ya lancang."

"Gapapa Zeev. By the way, thanks ya."

"Santuy aja lah. Oh iya kayaknya sih ntar siang lo boleh pulang, setelah infus lo habis."

"Okey."

"Gue kayaknya gak bisa lama-lama deh. Gue harus ke kampus dulu ada kelas. Buat biaya administrasi udah gue bayar kok. Kalau lo mau ganti, traktir gue besok di kantin FK."

Zahra yang mendengar ucapan Zeeva, tertawa pelan dan mengangguk. Setelahnya, Zeeva pergi dari ruangan itu meninggalkan Zahra yang terbaring sendirian di sana.

Drrt..

Dering dari ponsel Zahra yang berada di atas nakas, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

Jaemin is calling...

Zahra menggesernya ke warna hijau dan mulai menyalakan loud speaker.

"Halo."

"Lo gak papa? Kata Renjun lo gak bisa dihubungi dari semalem."

Ah iya, Zahra lupa bahwa dirinya sudah memiliki pacar. Maklum terlalu lama jomblo.

"Gak papa kok, shhh."

Desahan lirih keluar dari mulut Zahra, karena dirinya yang ingin bangun dari posisi tidurnya membuat sikunya tertekan ke kasur.

"Ra? Beneran gak papa kan?"

"Iya. Jangan khawatirin gue, bukannya lo ada kelas?"

"Kosong, hari ini kan Selasa. Gue ke rumah lo ya?"

"Gak usah, gue lagi gak di rumah."

"Kirim lokasi lo sekarang."

"Gak bisa Jaem, maaf."

Tut.

Sambungan diputuskan sepihak oleh Zahra. Dia tidak mau jika temannya itu mengetahui kondisi Zahra saat ini, gadis itu terlalu takut jika pertemanan One Dreams harus pecah hanya karena dirinya.

Suara kenop pintu, membuat Zahra mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang masuk ke kamar rawatnya.

"Ra-"

"Kenapa ke sini?"

"Gimana kondisi kamu?"

"Apa peduli anda?"

"Maafin kakak."

"Pergi, sebelum saya teriak buat panggil security."

"Maafin Kak Dery. Kakak janji bakal kasih pelajaran ke Jeno."

Hendery berbalik, belum saja tangannya menyentuh gagang pintu. Pertanyaan Zahra menghentikannya.

"Tahu dari siapa?"

Hendery menghela nafas pelan, melangkah mendekat ke brangkar adiknya itu.

"Teman-"

"Jangan sakitin Jeno apapun kondisinya. Biarkan dia jadi urusan saya, tidak perlu anda bersikap sok peduli."

"Tapi-"

"Pergi!"

Hendery menghela napas panjang. Percuma saja memaksa gadis itu, dia akan tetap menolak kehadirannya.

"Jangan kasih tau mama atau papa. Saya gak suka dikhawatirkan oleh mereka." Hendery menatap sejenak adik kandungnya, membuat Zahra mengalihkan pandangannya untuk tidak bertemu dengan tatapan pria di depannya itu.

"Kakak pergi dulu, kamu cepat sembuh."

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Zahra. Hingga pintu kamar rawatnya tertutup kembali, barulah Zahra menatap pintu itu.

"Maaf dan makasih."

Bonus dari dokter Eunwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bonus dari dokter Eunwoo

Ganteng banget dokter cintakuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng banget dokter cintakuuu

Mask | Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang