Hanya satu kata "Maaf" apakah sulit untuk mengatakannya?
©ShallLty
___
Jaehyun menutup pintu mobilnya dengan tidak semangat. Setelah berjam-jam berada di parkiran bandara tanpa tujuan yang pasti, akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk menyusul Zahra.
Namun, sebuah pesan dari Mark yang menyatakan bahwa Zahra sudah sampai di rumah membuatnya berbalik arah menuju mansion milik keluarga Jung.
"Bang."
Langkah Jaehyun berhenti saat menyadari panggilan itu tertuju untuk dirinya. Dia menemukan laki-laki berusia 3 tahun di bawahnya tengah berdiri di bar dapur dengan sebelah tangan memegang secangkir teh madu.
"Ngapain ke sini?" tanya Jaehyun tanpa minat. Dia memutuskan mendekati laki-laki muda itu dan merebut cangkir seraya menenggaknya sedikit membuat anak muda itu berdecak.
"Kata om dan tante lo jarang pulang ke rumah."
"Basa basi lo basi." Jaehyun mendudukkan dirinya di kursi meja makan dan menatap lurus lawan bicaranya menunggu pertanyaan klimaks dari sepupunya itu.
"Lo ada masalah? Setidaknya pulang ke rumah. Mereka khawatir sama lo."
"Gua udah dewasa, nggak perlu dikhawatirkan seperti bayi."
Merasa bukan waktu yang pas untuk mengajak bicara Jaehyun, anak muda itu memilih pergi dari sana, meninggalkan Jaehyun yang kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.
• Mask •
Zahra masih belum keluar dari kamar sejak semalam. Setelah dia mendapatkan pesan dari teman kuliahnya yang mengatakan bahwa dosen hari ini tidak bisa mengajar membuat niatnya untuk berdiam di kamar semakin kuat.
Pintu kamarnya terbuka menampilkan Hendery yang masuk membawa nampan berisi piring dan segelas air putih. Dia meletakkan nampan itu di nakas dan duduk di tepi ranjang lalu menatap adiknya yang masih fokus dengan gadget di tangannya.
"Mogok makan gak akan buat Jeno balik lagi ke Jakarta."
Jemari Zahra sempat berhenti sejenak.
"Kak Dery keluar aja," ucapnya kemudian.
"Aku gak akan keluar sebelum makanan kamu habis. Jangan karena ditinggal Jeno kamu jadi siksa tubuhmu. Kesehatanmu lebih penting. Kakak yakin Jeno gak akan suka kalau dia tahu kamu kayak gini."
"Kamu mau kan Jeno bisa kembali sehat? Kalau iya, ikhlasin dia pergi. Jangan egois dengan mementingkan perasaan kamu sendiri, sampai orang lain yang nggak salah jadi kena imbas kemarahan kamu."
Zahra sangat tahu arah pembicaraan Hendery saat ini, tapi dia memilih diam.
"Mungkin papa dan mama gak pernah ajarin kamu soal ini. Mereka terlalu sibuk sama dunia mereka sendiri. Tapi disini ada Kak Dery, yang bisa ajari kamu tentang menghargai orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Teen Fiction[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...