"Hyung, gue harus apa?"
Setelah mendapatkan kabar jika Taehyung sudah kembali bekerja setelah pulang dari Korea kemarin malam. Jeno meminta agar Taehyung segera datang ke rumahnya. Lagipula ayahnya masih belum pulang dari London, membuatnya tidak perlu memikirkan alasan jika ayahnya nanti bertanya yang tidak-tidak, karena dirinya mendatangkan dokter ke rumah.
"Empat hal yang pernah gue bilang ke lo. Apa udah dilakuin?" Taehyung menyandarkan punggungnya di sofa dengan lengannya yang ia silangkan di depan dada.
Tatapan mata tenangnya yang tertuju pada posisi Jeno saat ini membuat siapapun yang melihatnya pasti terpesona. Apalagi gaya rambut dokter tampan itu terlihat berbeda dari biasanya. Poni yang biasanya menutupi kening kini ia angkat hingga wajahnya terlihat semakin menawan.
"Apa gak ada cara lain?"
Senyuman remeh tergambar di bibir laki-laki itu. "Cuma 4 hal dan lo gak bisa ngelakuin itu semua?"
"Itu sulit." Helaan napas Jeno yang terdengar frustasi membuat Taehyung mendekat hingga berdiri tepat di depan Jeno yang duduk di sofa.
Tangan Taehyung perlahan jatuh tepat di atas kepala Jeno. Membuat laki-laki pemilik eyes smile itu mendongak. "Sekarang gue cuma kasih pilihan sama lo."
"Apa itu?"
"Lo lebih pilih, relain Zahra bahagia sama orang lain atau ... Dia sama lo tanpa kebahagiaan?"
Jeno mengerut tidak suka menatap Taehyung. Sedangkan laki-laki yang baru saja memberikan dua pilihan pada Jeno, kini mundur dan kembali duduk di sofa berhadapan dengan Jeno.
"Semua keputusan ada di diri lo, Jen. Kalau lo mau Zahra bahagia ... Lepasin dia, cewek gak cuma satu di dunia. Asal lo tahu, semua yang diawali dengan keegoisan gak akan berakhir bahagia."
Bersamaan dengan itu, tatapan Jeno mulai meredup. Ia menatap Taehyung yang juga menatapnya lekat. Jeno berkedip dan menundukkan kepalanya melihat tangannya yang saling bertaut dengan erat hingga jarinya memutih. Kali ini amarahnya tidak bisa ia lampiaskan di hadapan Taehyung.
Indera pendengarannya kembali fokus pada Taehyung yang kembali berujar. Hingga sampai dimana genggaman tangan itu mengendur bersamaan dengan Taehyung yang menyelesaikan ucapannya.
"Gue minta lo keluar dari sini," desis Jeno tajam.
"Oke, fine. Pikirin ucapan gue tadi."
"Pergi sekarang." Teriakan Jeno menggelegar di rumah besar yang sepi itu. Taehyung yang merasakan aura panas yang menjalar di ruangan ini memilih cepat keluar tanpa berpamitan kepada sang pemilik rumah.
• Mask •
Zahra kini sibuk dengan penampilannya di depan cermin. Sejak 10 menit lalu ia menatap pantulan dirinya sendiri tanpa terlewat sedikitpun. Tadi malam, tepatnya pukul 9 malam. Gadis itu iseng mencari akun Instagram milik Jaehyun, laki-laki tampan seperti malaikat dari surga.
Awalnya, Zahra kesulitan menemukan akun Instagram milik Jaehyun, tapi berkat bakat stalker yang ia miliki ia memaksa Lucas, kakak Chenle, untuk memberi tahu akun Jaehyun. Tentunya dengan paksaan sedikit.
Saat mengunjungi profil Instagram milik laki-laki itu, Zahra menemukan sebuah postingan yang menunjukkan bahwa Jaehyun sudah kembali ke Indonesia, karena postingan itu memperlihatkan TS Cafe yang lokasinya dekat dengan Universitas tempat Zahra berkuliah.
Maka dari itu, gadis itu hari ini berniat untuk menemui Jaehyun di sana setelah kelas usai. Meskipun, hal itu mustahil karena tidak mungkin Jaehyun masih ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Teen Fiction[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...