Lama tak jumpa, aku rindu.
Tapi mengapa kamu berubah?
Aku membutuhkanmu.
Tapi kau pergi hanya karena kesalahan yang bahkan tidak aku perbuat.
- Dari matahari mu
Jaehwan, Eunwoo dan Zeeva. Tiga orang yang selalu ada di samping Zahra selama 5 bulan ini. Mereka menjadi teman Zahra berbagi kisah, berbagi rasa sakit dan semua masalah yang menimpanya. Sesungguhnya dirinya pun tidak mau membagikan masalah beratnya pada ketiga orang itu, tapi Zeeva yang selalu memaksa Zahra untuk terbuka dan bercerita.
Niat Zeeva baik, ia ingin agar Zahra tidak menjalani hari yang berat sendirian. Ya, sendirian, tanpa sahabat. Tanpa One Dreams yang selama 2 tahun menjadi tempat bersandarnya, kini sudah pergi entah kemana.
Semester genap nya kali ini terasa berbeda, sepi tanpa sahabat, tanpa Haechan yang ramai saat tidak sengaja bertemu di kantin atau suara Renjun yang selalu meminta cookies kepadanya.
"Jangan bengong, kesambet." Zahra mengalihkan tatapannya kepada seseorang yang baru saja duduk di sampingnya.
"Hai, masih ingat sama gue? gue Heejin." Tangan gadis itu terulur, Zahra tersenyum dan membalasnya.
"Zahra."
Heejin, gadis yang baru saja mengajaknya berkenalan kini menatap pohon besar di depan mereka yang tertanam tepat di tengah-tengah taman kampus. Menghembuskan napas pelan gadis itu menghadap Zahra kembali.
"Lo beneran gak ingat gue?" tanya gadis itu sekali lagi.
"Apa ... kita pernah bertemu?" Zahra merasa tidak asing dengan wajah gadis di depannya.
Heejin tersenyum manis, "Waktu itu Hyunjin antar gue ke rumah sakit dan gak sengaja lo ada di sana. Gimana, udah ingat?"
Zahra masih menatap Heejin, mencoba mengingat-ingat. "Ah, temannya kak Hyunjin. Iya ingat. Maaf ya kak gue lupa."
"Gak papa, santai aja."
Keduanya terdiam, tanpa ada yang berminat membuka percakapan kembali.
"Kakak anak FK juga?" tanya Zahra.
"Iya, semester 6."
Zahra mengangguk begitupun Heejin yang tersenyum.
"Itu bukannya Renjun adiknya Hyunjin kan?" Ucapan Heejin membuat Zahra mengalihkan atensinya ke arah tujuh laki-laki yang kini berjalan di area kampus membuat semua atensi mahasiswa tertuju ke arah mereka. Pasalnya ketujuh laki-laki itu tampak menonjol, apalagi Chenle salah satu dari ketujuh laki-laki itu yang termasuk dalam jajaran selebgram.
"Yang gue tau dari Hyunjin kalian sahabatan bukan?" Belum juga Zahra mengangguk. Suara seseorang dari belakangnya membuat Zahra dan Heejin pun terkejut.
"Siapa juga yang mau sahabatan sama cewek munafik."
"Le!" bentak Jaemin. Membuat teman-temannya menatap dirinya.
"Emang salah? Gak kan?"
"Zahra," panggil Renjun.
Gadis itu menatap Renjun dengan tatapan yang sangat berbeda. Ia rindu dengan laki-laki itu. Baru akan membuka suara, ucapan Zahra terpotong.
"Kita putus."
Dua kata yang sudah sejak lama menjadi bayang-bayang di hari-hari Zahra kini harus terucap dari mulut laki-laki itu.
"Njun ... " Renjun melangkah pergi sebelum mendengar kalimat yang akan Haechan lontarkan.
Zahra masih berada di posisi awalnya. Menunduk dalam, ia mencoba menahan air mata yang memaksa keluar dari pelupuk matanya. Hatinya sakit, bahkan sangat sakit bagai di belah oleh pisau belati. Inilah yang ia takutkan, ditinggalkan saat dirinya butuh dukungan. Ia ingin sekali berteriak saat ini juga, ia ingin mengatakan jika dirinya tidak seperti apa yang ada dipikiran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Ficção Adolescente[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...