Sudah genap sebulan semenjak ulang tahun Taeyong dirayakan di kafe millik kakak tingkat Zeeva. Hubungan Zahra dan Renjun semakin berjalan dengan baik. Mungkin karena mereka masih dalam masa liburan semester.
Kalian pasti tahu kan, jika liburan semester anak kuliah bukan hanya dua minggu tetapi dua bulan lebih. Itulah yang membuat waktu kencan mereka semakin sering dilakukan.
Sepasang kekasih yang kini tengah menikmati sunset di danau Candy. Bukan karena iseng menamai danau itu dengan nama Candy atau dalam Bahasa Indonesia yang berarti permen. Tetapi ada alasan dibalik penamaan lokasi tersebut, yaitu bentuknya seperti permen dengan sisi kanan dan kiri yang terlihat seperti terikat.
Renjun mengalihkan tatapannya yang sejak tadi fokus dengan matahari terbenam di depannya ke arah gadis yang duduk di sampingnya.
“Lo tau nggak, apa yang gue suka?” ucapnya membuat Zahra memalingkan pandangannya. “Lo paling suka sama bimbap, game dan …. sunset. Iya kan?”
Anak laki-laki itu tersenyum sangat manis, bahkan membuat Zahra ingin tersenyum pula. “Salah, gue cuma suka satu hal.”
"Apa?” Tanya Zahra penasaran.
" ... Zahra Aldercy.”
Zahra mendengus geli dan memukul kecil pundak Renjun, membuat laki-laki itu terkekeh. “Basi gombalan lo!”
“Gue serius, tahu alasannya apa?”
Terlihat perubahan ekspresi di wajah Zahra. Renjun tersenyum manis dan mendekatkan wajahnya hingga gadis itu tersudut di punggung bangku taman.
"N-njun…” Renjun tersenyum, sangat menenangkan.
"Gue suka senyuman lo, menenangkan bagaikan matahari di pagi hari, terang namun menenangkan .... maka dari itu, gue nggak suka kalau lo lagi murung." Ucapan Renjun terjeda.
“Kenapa?” tanya Zahra dengan penasaran.
“Karena gue nggak suka matahari milik gue meredup,” bisik laki-laki itu tepat di telinga Zahra.
Rasanya jantung Zahra akan lepas saat itu juga. Ini kali pertamanya Renjun bersikap manis dan sedikit grrr. Tapi …
Tunggu dulu …
Sepertinya kalimat itu pernah ia dengar sebelumnya. Ah ya. Zahra mengingatnya. Di taman rumah Renjun saat mereka liburan ke Bali.
Senyuman Renjun luntur bersamaan dengan wajah malas yang Zahra tampilkan.
"Nggak ada gombalan lain apa? Dari dulu kok cuma mumet di matahari terus?” ujar Zahra.
“Ah, lo mah ngerusak suasana. Lagi romantis-romantisnya ini.” Renjun mengerucutkan bibirnya kesal, kembali menghadap depan dengan tangan bersatu di atas pahanya.
Gadis itu mengerutkan keningnya. Zahra baru menyadari jika Renjun terlihat semakin imut disaat seperti ini, membuat tangannya mencubit pelan pipi laki-laki itu yang menggembung kecil.
“Lucunya sih pacarnya Rara.”
Renjun semakin berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Dla nastolatków[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...