Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Membuat para mahasiswa yang tengah bergelut dengan kertas-kertas berisikan soal bisa menghirup udara segar. Bagaimana tidak, ini hari terakhir mereka melaksanakan ujian akhir semester.
Mulai minggu depan mereka sudah bisa mengistirahatkan diri di rumah dan mencari hiburan untuk menyegarkan otak mereka setelah dua minggu ini harus menghadapi berbagai macam soal yang membuat otak mereka panas bahkan hingga meledak.
Banyak yang memilih untuk langsung pulang ke rumah, dan segera bertemu dengan pulau kapuk.
Berbeda halnya dengan Zahra, gadis itu sekarang sedang duduk di salah satu meja di kantin dan menunggu seseorang yang memiliki janji dengannya.
Tampak dua orang berjalan mendekatinya.
"Udah lama nunggu?" Suara dari salah satunya membuat Zahra mengalihkan seluruh atensinya dari ponsel yang ia pegang.
"Iya lumayan. Ini siapa?" Seorang lelaki yang merasa dirinya di tanyakan kini mengulurkan sebelah tangannya berniat memperkenalkan diri.
"Doyoung Arkana, panggil aja Doy," ucap lelaki itu.
"Zahra." Zahra tersenyum dan mulai melepas jabatan tangannya.
"Dia kakak tingkat gue. Oh ya, bawa banyak uang kan buat traktir gue?" ucapan Zeeva membuat Zahra mendengus lalu menatap gadis yang tidak ada jaim-jaimnya itu dengan tatapan sebal.
Tepat beberapa bulan lalu, mereka bertemu secara tidak sengaja. Zahra yang pingsan dan Zeeva yang tidak sengaja melihat gadis itu terkapar di depan sebuah perusahaan yang sering ia lewati. Semenjak itu mereka tidak lepas komunikasi.
Beberapa hari lalu, Zahra meminta untuk bertemu dengannya. Tetapi karena mereka berdua masih dalam masa fokus untuk ujian. Akhirnya mereka berjanji untuk bertemu di hari ini tepat saat ujian berakhir. Zahra ingin menepati janjinya untuk mentraktirnya sebagai bentuk terima kasih karena Zeeva pernah membantu waktu itu.
"Tenang, lo boleh pesen apapun, gue bawa banyak uang." Terbit senyum kemenangan di wajah Zeeva membuat Doyoung yang memperhatikan interaksi kedua gadis didepannya itu tertawa kecil.
"Gak banyak, gue cuma mau sate yang terkenal aja di kantin FK ini."
Memang dari sekian banyak kantin yang dimiliki oleh universitas mereka. Hanya kantin Fakultas Kedokteran yang memiliki sate terenak. Bahkan makanan khas Madura itu sempat masuk ke dalam surat kabar dan membuat banyak mahasiswa dari kampus lain mendatangi kantin itu hanya karena ingin merasakan bertapa nikmatnya daging yang dibakar bersama bumbu kacang spesial.
"Kak Doy gak sekalian aku pesenin?" tanya Zahra.
"Gak perlu, kakak udah makan tadi." Zahra menganggukkan kepalanya lalu ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju salah satu penjual kantin yang tengah diserbu banyak mahasiswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask | Jeno ✔️
Teen Fiction[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen .... Lo cuma obsesi, lo nggak cinta sama gue!" "Gue cinta dan selamanya akan sama seperti itu." *** Jeno Razka tidak rela bila sahabatnya seka...