[48] Perpisahan dan Air Mata

1K 128 57
                                    

Diharapkan membaca part ini secara online-!

Diharapkan membaca part ini secara online-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada hidup tanpa adanya masalah. Tuhan memberimu ujian karena Tuhan sayang kepadamu. Mungkin itu tanda dari-Nya agar kamu bersujud kepada-Nya lebih lama.
























Gadis itu masih terus melangkahkan kakinya tanpa peduli dengan pandangan orang-orang. Sudah berpuluh-puluh meter kaki itu berlari, tapi tidak ada tanda-tanda kaki itu untuk lelah.

Bodoh memang, kenapa ia tidak menggunakan taksi atau ojek saja? Sudah jelas jarak bandara dan rumahnya terlampau jauh, tapi namanya juga manusia. Dia akan kehilangan akalnya saat mengetahui orang terkasihnya akan pergi.

Cairan bening masih setia menggenang di pelupuk mata Zahra. Dia berusaha mati-matian untuk tidak membuang setitik bening itu.

Tepat saat kaki Zahra akan melangkah menyebrangi jalan, sebuah mobil sport berhenti tepat di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat saat kaki Zahra akan melangkah menyebrangi jalan, sebuah mobil sport berhenti tepat di hadapannya. Kaca mobil itu turun diikuti dengan nampaknya wajah khawatir seorang laki-laki yang duduk di kursi kemudi.

"Cepat naik!" titah laki-laki pemilik lesung pipi itu.

Zahra sudah tidak peduli darimana Jaehyun bisa tahu keberadaannya, yang terpenting sekarang ia harus menahan Jeno agar tetap di negara ini.

Seperti seorang pembalap profesional, Jaehyun mengendarai mobil sport hitamnya dengan kecepatan tinggi. Tak jarang, ada pengemudi lain yang marah akibat Jaehyun yang hampir saya menggores badan mobil lain. Tapi tenang saja, Jaehyun sudah berpengalaman dalam masalah ini.

Tepat di menit ke 40, mobil sport milik Jung Jaehyun berhenti di pintu masuk bandara. Zahra segera turun dan berlari masuk. Walau dia tidak tahu di pintu berapa Jeno berada.

Berhenti di dekat plat bertuliskan terminal 3 internasional, gadis itu merogoh ponselnya.

Renjun.

Hanya nama itu yang singgah di kepalanya saat ini.

"Kalian dimana?" tanya Zahra dengan suara sedikit bergetar.

Mask | Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang