[38] Kisah Hari ini

1K 131 53
                                    

Hubungan ketujuh laki-laki itu dan juga Zahra semakin hari semakin membaik. Bahkan setiap hari minggu mereka selalu meluangkan waktu untuk bertemu. Zahra sangat bersyukur karena pertemanannya kembali utuh.

Kondisi Jeno pasca kecelakaan juga kini sudah membaik. Sudah satu bulan hubungan Zahra dan Jeno kembali seperti sebelumnya. Gadis itu juga sering kali curhat ke Jeno seperti sebelum-sebelumnya.

Kini mereka sedang berada di rumah Chenle. Hidangan di rumah Chenle yang mayoritas makanan mahal membuat mereka senang bermain di sana.

Tapi semua itu berakhir kala Haechan menginginkan jajanan kaki lima yang akhir-akhir ini sangat populer di sosial media.

"Kok gue pengen seblak ya," tutur Haechan tiba-tiba.

"Makanan banyak begini lo malah pengen seblak," sahut Renjun yang sibuk menghabiskan pizza nya.

"Kayaknya gue ngidam seblak deh."

"Lo habis nganu sama siapa Chan?" ujar Jisung dengan watados.

"Heh mulut lo diajarin siapa?!" Jisung langsung menutup mulutnya saat melihat Jaemin yang terlihat ingin marah.

"Maap bang, Echan yang ngajarin."

"Dih kok gue." Haechan melayangkan tatapan tidak terima ke arah Jisung.

"Ya lo pake ngidam-ngidam kan jadi asosiasinya kemana-mana."

"Lo mau seblak Chan? Gue beliin deh, bentar." Setelah melihat Haechan mengangguk semangat, Chenle berlari keluar rumah menuju pos Pak Jajang untuk memintanya membeli seblak di pertigaan.

"Nanti jam 7 gue langsung balik ya. Takut keduluan papa gue pulang soalnya."

"Gue antar aja Ra nanti," kata Jeno yang disetujui oleh Zahra.

"Emang papa lo hari ini pulang?" tanya Renjun.

"Iya, biasanya malam Senin dia pulang."

Tak lama kemudian Chenle datang dengan kedua tangannya membawa bungkusan makanan dengan kuah merah yang sangat menggoda selera.

"Sultan Chenle sangat baik sekali," ujar Haechan seraya mengikuti Chenle masuk ke dapur.

"Gue juga mau!" Kali ini Mark ikut berlari menuju dapur.

Terdengar suara berisik dari dalam dapur. Bisa di tebak, bahwa Haechan dan Mark yang tidak sabar memakan seblak membuat Bi Eni marah karena pasti keduanya akan meminta dirinya untuk segera menghidangkan makanan itu.

"Iya iya, Den. Tunggu ini bibi masih nyuci piring."

"Bi, ayo Echan lapar."

"Iya sebentar."

"Ayo Bi, nanti keburu dingin seblaknya."

"Lo cerewet banget sih Chan."

"Diem lu Mark. Lo juga laper kan."

Teman-temannya yang ada di ruang keluarga hanya tertawa kecil mendengar keributan itu. Bagi mereka keributan yang dibuat Haechan menjadi hiburan tersendiri.





• Mask •






"Dingin?" tanya Jeno.

Zahra mengangguk, Jeno segera membuka jaket ditubuhnya dan menyerahkannya kepada Zahra.

"Pake aja," ujarnya saat melihat Zahra tak kunjung meraih uluran tangannya.

"Nanti lo yang kedinginan."

"Gak papa, gue kan cowok. Udah nih pake aja."

Mau tak mau Zahra menerima jaket itu dan memakainya. Mereka segera masuk ke dalam mobil Jeno dan segera pergi dari pelataran rumah Chenle.

Mask | Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang