hot 1

281K 4.7K 81
                                    

"GAVIN!!!"

"Ya ampun mom!! Telingaku bisa rusak kalau mommy terus berteriak seperti itu!!" Sungut pria itu di meja makannya. "Apa tidak bisa pagi ini berawal dengan kedamaian?" Keluhnya.

"Lihat?!!" Wanita paruh baya yang masih terlalu lincah itu setengah melempar ponsel di meja makan pria tersebut.

"Ponsel mom kenapa?" Sahutnya ogah-ogahan. Dia teruskan saja menyantap steak daging kegemarannya.

"Baca gosip itu!! Gosip mu dengan perempuan tak jelas sudah menyebar luas!!" Wanita itu menebar lengannya menggambarkan luas yang ia maksud.

"Seluas mulut wanita-wanita sosialita group mom itu?" Ucapnya santai.

"Heh, dengar ya Gavin, mom nggak mau tahu. Sore ini berita itu harus sudah bersih!" Wanita itu berkacak pinggang.

"Dengar mom, kalau mommy sedikit-sedikit percaya gosip murahan begitu ya sudah, pecat saja aku. Selesai kan. Aku tinggal duduk manis di rumah, melipat kaki dan menikmati secangkir teh hitam. Habis perkara!" Protes Gavin.

"Ohoo!! Kau menantang ku hah?"

"E... lhoh, siapa yang menantang siapa? Inikan hanya salah satu jalan keluar" elaknya.

"Lihat pa?!! Itu kelakuan cucumu! Perlu sekolah sopan santun dia. Berani mengancam ibu yang telah melahirkannya!!"

"Sudah.. sudah... Laurin. Kemari dan duduklah. Ayo sarapan bersama.." hibur kakek tua.

"Nah, itulah kelakuan anak Opa. Teriak-teriak ribut gosip tak jelas.." Gavin menggerutu.

"HEH!!!"

"Hehhhh... Sudah! Ayo sarapan?"

"Pa, kalau begini bagaimana aku bisa berangkat arisan?!! Aku malu dong" keluh Laurin.

"Ya sudah di rumah saja!" Balas Gavin.

"GAVIN!!!"

Gavin buru-buru berdiri dan kabur setelah mencium pipi sang kakek. Sang kakek hanya tertawa. Riuh di rumahnya menjadi pelipur kesepiannya sepeninggal istri tercintanya beberapa tahun silam.

Gavin mengemudi dengan santai menuju kantornya. Di nyalakan musik Lullaby untuk memberikan efek tenang bagi jiwanya.

"Bisa-bisanya gosip itu muncul!!" Keluhnya jengkel.

"Selamat pagi tuan Lucero!" Sapa sekretaris di ambang pintu.

"Ya. Panggil Lexi untukku" jawab Gavin.

"Baik!"

Gavin masuk ruang kantornya dan duduk manis. Telah disuguhkan di hadapannya setumpuk-lumayan tinggi-map yang harus diperiksanya.

Gavin menarik nafas untuk mulai menjamah pekerjaannya. Dan pintu terketuk.

"Come in!!" Serunya.

"Selamat pagi tuan Gavin.." sapa Lexi. Seorang pria gagah tegap sekitar 40-an lebih.

"Tangani gosip itu. Lalu serahkan data prestasi karyawan bagian sekretariat!" Ucap Gavin cepat.

"Baik tuan muda" Lexi pun undur diri.

Dapat gosip kok ya dengan wanita club malam. Haduh!! Mimpi apa coba? Berkunjung ke club malam saja seumur hidup tidak pernah. Kenapa tidak dengan anak presiden, atau ponakan perdana mentri, atau anak pebisnis berpengaruh lainnya, gitu. Kok sama pegawai prostitusi. Haduh... Gawat!

Fai memasuki ruangannya membawa buket bunga sangat besar.

"Apa itu Fai?" Tanya Gavin tak mengerti. Mengapa sekretarisnya membawa buket bunga mawar sebesar itu memasuki kantornya? Mau lomba hias ruangan? Kayak anak SD saja.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang