"Gavinn..."
"Ya sayanggg...?"
"Akhir-akhir ini.. moodnya bagus ya.." Arion memandangi suaminya melahap habis hidangan malam yang dia buat dengan bertopang dagu tersenyum.
Sudah seminggu sejak dia menjalani partus abortus, prosedur pengguguran kandungan itu. Tapi kini awan mendung seolah telah pergi dari wajah suaminya, dan dia senang.
"Iya.." jawab Gavin dengan senyum dan sekilas memandang istrinya.
"Aku senang,"
"Aku senang kamu senang.." jawab Gavin dengan senyum makin lebar. "Masih sakit sayang?"
Arion menggeleng, "pendarahannya bahkan sudah berhenti tiga hari yang lalu" jawabnya.
Gavin menyingkirkan semua piring di hadapannya. Meneguk air putih lalu menatap istrinya lembut. "Bisa kita jadwal terapi untukmu?" Ucap Gavin sambil mengelus dagu istrinya dengan ujung ibu jarinya.
"Aku.. terserah Gavinn saja..."
Gavin tersenyum. "Terimakasih ya,"
"For whattt..?"
"Sudah mau menerima keputusan tiraniku"
Arion tersenyum. "Aku.. punya permintaan.. Gavinn.."
"Yes honey,"
"Aku ingin.. membelikan kado.. untuk Rachell. Dia akan berulang tahun minggu depan.."
"Iya,"
"Sebuah tas, tapi sangat mahal Gavinn.." Arion menunduk dalam.
"Lalu?"
"Harganya.. sangat mahal Gavinn.. 132.xxx.xxx"
"Belilah.."
"Aku ingin Gavin yang mengantarku?"
"Why? Beli semua yang kau inginkan" ucap Gavin. Dia berdiri membereskan piring dan mencucinya di bak cuci.
Arion mengekor dibelakang Gavin lalu memeluknya dari belakang. Menempelkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya pada punggung pria itu.
Gavin tersenyum dalam diam.
"Gavinn.."
"Hmmm?"
"Bolehkah aku.. menginap di rumah Rachell?"
"Lalu?"
"Apanya?"
"Aku tidur dengan siapa?"
Arion terkikik. "Ayo menginap di rumah Rachell"
"Bagaimana perasaan Laurin nanti?"
"Ayolah, hanya.. semalam saja. Bukankah.. kita sudah pernah.. bermalam di rumahmu juga?"
"Itukan tidak sengaja"
"Ayolah Gavinn.." Arion mengeratkan tautan kedua tangannya.
"Aku sangat sibuk sayang. Berkas di kantor menumpuk"
"Please..."
"Tidak bisa,"
"Kalau begitu.. biarkan aku.. menginap sendiri.."
"Dan membiarkan aku tidur sendiri?"
Arion membeku.
"No"
"Gavinn.."
"Tidak. Masih banyak waktu lain"
"Tapi kapan?.." Arion mengikuti Gavin mengeringkan piring-piring itu. Dia membebaskan tubuh suaminya agar bebas bergerak. Dia merajuk di samping suaminya berlawanan arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Wife (END)
RomanceDia masih sangat muda dan menerima perjodohan konyol ini dengan senyuman. Gavin dalam kondisi finansial yang baik, dia juga sehat secara jasmani dan rohani. Tapi kenapa dia masih betah melajang? Berbagai kalangan wanita banyak yang menginginkannya...