Arion duduk termenung di sofa menatap lurus televisi yang tidak menyala. Dadanya naik turun menahan sesak yang menurutnya berlebihan.
Dia sudah tidak ingat bagaimana dia menginjak gas mobilnya. Dia tidak ingat bagaimana kondisi jalanan tadi. Dia bahkan tidak ingat bagaimana dia keluar dari kafe tempatnya bertemu dokter Lionel.
Dunianya runtuh seketika. Dia merasa hancur. Sudah tidak ada harapan lagi dalam hidupnya. Sekarang dia merasa sekarat. Dia telah mati dalam bungkusan tubuh seorang wanita muda.
Kedua tangannya mengepal gemetar di atas pangkuannya. Kedua bahunya bahkan tak sanggup meredam getaran itu. Bayangan dalam kepalanya sudah gelap. Habis sudah dirinya.
Harapannya hidup bahagia dengan pria yang dia cintai bersama anak-anak mereka seolah hanya benar-benar mimpi belaka.
Sementara air matanya berlinang dalam kebisuan, ponselnya terus meraung.
Mungkin secercah harapan ada pada ponsel itu. Mungkinkah Gavin sedang memikirkannya?
Pesan gambar kembali datang.
~kau ingat reuni suamimu? Bagaimana pendapatmu tentang sebuah nada Cinta Lama Bersemi Kembali? Bukankah itu sangat romantis? Dia benar-benar mabuk kepayang dengan keindahannya. Masih ingat bagaimana bekas-bekas kebahagiaan terpancar darinya malam itu? Bagaimana kalau kita menguntainya juga. Oh.. kita semua pasti akan terlibat cinta romantis. Aku tidak pernah merasa seromantis ini babe..
Your future husband~Arion merasa sangat terhina. Harga dirinya benar-benar terluka.
Diremasnya ponsel yang tidak mungkin hancur dalam genggamannya itu. Dengan frustasi dia melemparnya kedinding tepat di atas televisi yang tak bersalah itu dengan sisa tenaga emosionalnya.
Menjeritkan nama pria yang paling dicintainya, yang hanya dia yang mampu menyayat hatinya.
Dirinya remuk. Arion memeluk tubuhnya sendiri, mencoba menyatukannya kembali.
"Kenapa sesakit ini mencintaimu Gavinnn..." Rintihnya di sela jeritan pilunya.
***
~gadis manis ini milik siapa tuan Lucero? Jika memang tak ada yang memilikinya, biarkan saya memilikinya kembali bersama besarnya cinta saya.
Her future husband~Pesan luar biasa. Sebuah foto yang mampu memberikan pukulan telak sekali bagi dada kirinya. Sontak kenyerian hebat dia rasakan.
Meremas sebuah kertas yang entahlah, penting atau tidak itu sudah tak penting lagi.
Sebuah panggilan suara dengan nomor asing yang sama. Hanya beberapa detik kemudian Gavin lalu membuka sambungan itu. Penasaran dengan kata-kata yang akan dia dengar.
~"good morning tuan Lucero.."~ sapa suara di seberang dengan renyahnya. ~"maaf mengganggu kesibukan Anda. Saya hanya ingin berbagi gambar potret dari seorang bidadari dengan sayap-sayap patahnya. Bagaimana? Siapa yang mampu tidak luluh melihat keindahan itu? Air mata yang berlinang itu, kilau keindahannya tidak sebanding dengan kilauan berlian ratusan karat"~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Wife (END)
RomanceDia masih sangat muda dan menerima perjodohan konyol ini dengan senyuman. Gavin dalam kondisi finansial yang baik, dia juga sehat secara jasmani dan rohani. Tapi kenapa dia masih betah melajang? Berbagai kalangan wanita banyak yang menginginkannya...