hot 23

27.5K 1.1K 71
                                    

Gavin berubah. Suaminya memang berubah. Dia terus berubah. Atau dirinya yang memang belum mengenal sosok pria itu.

Awalnya dia tahu pria itu sangat dingin. Lalu pria itu begitu bersahabat meskipun pikirannya sedikit kurang ajar. Yah mungkin memang seperti itulah jalan pikiran pria dewasa, its oke. Begitu menikah, pria itu sangat baik dan berhati lembut meskipun pria itu sulit mengekspresikannya. Tidak apa, perhatiannya sangat dapat dia rasakan.

Rutinitasnya sangat rapi. Pria itu begitu disiplin dan agak keras. Iya, dia memang pria berkarakter. Pembawaannya dingin tapi jika lebih dekat padanya dia begitu hangat dan lembut.

Setelah mengambil keputusan untuk menyerahkan semuanya pada pria yang dia percayai, entah mungkin dirinya yang terlalu manja atau apa tapi Gavin mulai berubah dan terlalu asing.

Gavin sempat sering memberinya buket bunga yang sangat mustahil dia lakukan. Mungkin suaminya iseng menjahilinya. Gavin juga memberinya sebuah surprise pancake di dalam kamar. Ini sangat tidak mungkin jelas ini pasti usulan seseorang. Dia kenal kebiasaan suaminya. Pasti seseorang mempengaruhi pikirannya. Dan kejutan-kejutan lainnya yang sangat tidak mungkin. Jelas sekali pria ini sedang tidak pada dirinya sendiri.

Pria itu mulai sibuk dengan pekerjaannya. Terkadang dia merasa amat kesepian. "Kantor sedang rewel dan karyawan selalu bikin emosi" keluh suaminya. Dia ingin membuat rumahnya nyaman bagi suaminya, diapun menelan kembali kalimat keluhan yang sudah ingin dia utarakan.

Mungkin tubuhnya ada yang tidak beres. Sakit kepalanya lebih sering ia alami. Tak kenal waktu tak kenal tempat. Perdarahan di hidungnya sedikit lebih sering. Kala dia menjalani terapi itu, mualnya tak bisa hilang sampai berhari-hari. Apakah semuanya baik-baik saja? Dia tak mengerti dunia kesehatan sama sekali. Dia juga bingung mengapa dirinya mengalami penyakit seperti itu.

Ingin rasanya mengungkapkannya pada pria yang sangat dia percayai. Tapi pria itu sedang dalam kondisi yang kurang baik untuk di ajak bicara. Mungkin besok dia akan lebih relaks.

Tidak tahan merasa terabaikan dia mulai keluar rumah. Sudah lama tidak menaiki mobil dalam kendali sendiri. Biasanya dia meminta Gavin mengantarnya belanja.

Arion memasuki kawasan toko fashion. Dia akan membuat kejutan kemeja baru untuk suaminya. Dan keadaan akan mencair.

Sebuah suara yang begitu membuatnya terlonjak membuatnya lari terbirit-birit. Memasuki rumahnya dengan cemas dan kedua kaki sudah lemas. Memutuskan menelpon suaminya. Mungkin perhatian Gavin dari jauh sana akan menenangkan perasaannya. Itu benar. Setelah mendengar suara pria itu, perasaannya sedikit lebih tenang.

Arion mulai berpikir keras. Sudah dua kali dia bertemu Risvan. Jangan sampai ada selanjutnya. Dia menepis kemungkinan-kemungkinan dan prasangka buruk mengenai pria mantan suaminya itu. Tidak!!

Sudah cukup melihatnya di taman sebelum dia menikah. Dan sekarang. Tidak bisa! Dia tak bisa mengalami pertemuan itu lagi. Dia akan bicara dengan Gavin. Dia tak sanggup berada pada jangkuan mata dengan manusia itu. Terlalu menakutkan.

Bayangan masa lalu kembali menghantuinya.

Bagaimana pria itu memperlakukannya lebih rendah dari hewan yang di benci. Dikurung di gudang bawah tanah dengan rantai di leher dan kedua kaki. Tanpa cahaya, tanpa di beri makanan dan minuman, tanpa pakaian sehelai benangpun selama berhari-hari. Persetubuhan liar di depan matanya dengan beberapa wanita yang dia beli. Lelaki itu juga kerap melucuti pakaiannya tanpa alasan di segala penjuru rumah. Semua asisten rumah tangga di sana, lelaki dan perempuan tak bisa membantu apapun. Seorang pelayan gadis seusianya mencoba memberikan minum dan selembar selimut untuk tubuh telanjangnya saat dia diikat di sebuah pohon di pekarangan belakang rumah selama beberapa hari berakhir masuk UGD rumah sakit. Dan perlakuan pelecehan seksual yang dia tak mau mengingatnya lagi. Ucapan kasar dari mulutnya, jangan tanya. Percayalah dia lebih kasar dari seorang algojo mafia.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang