hot 8

93.4K 2.1K 19
                                    

Gavin menelan ludahnya susah payah. Otaknya berpikir keras. Tidak mungkin Amanda hamil anaknya. Perhitungannya tak pernah meleset. Tidak mungkin dia ceroboh.

"Baik," ucapnya lantang.

Istrinya telah menangis hebat dalam wajahnya yang kian menunduk. Dia menyakiti perasaan wanita lugu itu. Gavin mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Bagaimana dia akan keluar dari tuduhan ini?

"Itu memang seharusnya Gavin" senyum Amanda kembali terukir.

Gavin mendekati Amanda dan duduk disandaran sofa dengan menatapnya tajam. "Tapi tentu semua itu tidak gratis Amanda.." ujar Gavin datar.

"Berapapun tuntutanmu, aku pasti bisa membayarnya!" Jawab Amanda mantap.

"Bagus kau menyanggupinya"

"Sebutkan saja berapa Gavin," Amanda menyentuh paha Gavin yang tertumpu satu sama lain.

"Gavin! Kau pikir ini bisnis?!!" Sergah Laurin yang terdiam sejak tadi.

"Opa tidak menganggap menantu lain selain Arion!!" Sahut pria tua itu.

Arion melirik sekilas ke arah suaminya, lalu dia memejamkan kedua matanya menghela nafas. Berharap tangis dan sakit hatinya reda. Selesai sudah! Batinnya.

"Jika memang benar itu anakku, aku akan menceraikan istriku sekarang juga. Aku akan menikahimu sekarang juga," ucap Gavin begitu tenang. "Dan aku ingin perusahaan papamu sebagai mas kawinnya, tunai!"

Amanda hanya mengedikkan bahunya. Itu mudah! Perusahaan papanya milik siapa, tentu saja miliknya. Dia anak tunggal, anak yang digadang-gadang akan meneruskan perusahaannya. Dan seperti sekali pancing dapat dua ikan. Saat tahu Amanda berpacaran dengan Gavin, papanya senang luar biasa. Siapa yang tidak ingin memiliki menantu lelaki cakap sepertinya? Satu-satunya pula. Tanpa meminta pun, dia pasti diberikan perusahaan itu. "Mudah!" Jawab Amanda enteng.

Gavin tersenyum puas.

"GAVIN!!! SINTING KAU!!" Teriak Laurin.

"Opa tidak akan pernah menyetujuinya!!" Tukas Tommy.

"Mommy, Gavinn harus.. bertanggung jawab.." ucap Arion amat lirih dengan tersendat oleh tangisnya.

"Tidak begitu caranya!!" Sentak Laurin kalap.

"Lalu menurut mommy, bagaimana.. cara yang tepat?" Sangkal Arion tetap lirih.

"Banyak cara lain!!" Kilah Laurin.

"Itu bisa dipikir belakangan!!" Sahut Tommy.

"Tidak bisa begitu!!" Arion memekik. "Dia hamil Opa! Mommy juga pernah mengalaminya.." Arion menghela nafas kembali menguasai suaranya yang serak. Dia mengangkat wajahnya. Memejamkan kedua matanya sebentar lalu memandang mertuanya dengan gamang. "Aku tidak bisa.. membuat Gavinn.. jadi seorang pengecut!" Ucapnya parau.

"Bagus nyonya! Beraktinglah bagai pahlawan kesiangan. Kau sudah kalah!! Tanpa kau bilang begitupun, Gavin sudah akan menceraikanmu dan akan menikahimu. Kau dengar tadi?" kata Amanda begitu lancar.

"Itu benar!" Sahut Gavin.

Arion benar-benar terluka. Dia bagai kerbau tercocok hidungnya.

Tommy dan Laurin menatap nyalang ke arah lelaki itu hendak menelannya bulat-bulat.

"Jika sampai kau menikahinya, pergi dari rumahku dan tinggalkan semua asetku!!" Peringat Tommy lalu membuang muka. "Sudah pernah kuperingatkan kau Gavin, kau tidak mengindahkan ucapanku" imbuhnya.

Gavin tak perduli dengan ucapan semua orang, dia tak menyangkalnya.

"Aku akan menikahimu Amanda. Tapi saat anak itu lahir, aku sendiri yang akan memastikan itu anakku atau bukan. Jika bukan, kau akan menerima akibatnya" ucap Gavin begitu datar.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang