hot 11

64.1K 1.7K 24
                                    

"jadi begitulah keadannya" tutup dokter separuh abad itu pada penjelasannya. "Anda bisa mendiskusikan terlebih dahulu dengan istri Anda"

Gavin menyetir mobilnya dengan pandangan kosong. Ini sangat berbahaya, tapi untungnya malaikat maut masih belum menyukainya dan belum mau dekat-dekat dengannya. Dia sampai di flatnya dengan selamat tak kurang apapun.

"Gavinn? Sudah pulang? Jam berapa ini?" Arion masuk dari arah balkon sambil melihat jam dinding. Pukul 11 siang. Dan dia baru saja selesai menjemur cucian. Suaminya sudah pulang jam segini? Dia segera menghampiri suaminya.

Memeluknya dan mencium sekilas bibirnya lalu meraih tas kerjanya.

Gavin terdiam kaku seperti pahatan kayu. Tak ada respon untuk sambutan sang istri. Pikirannya makin kusut memikirkan penjelasan dokter bedah itu. Dokter sialan!! Mana boleh dia bilang istrinya sakit. Persetan dengan penjelasannya.

Lihat istrinya, dia begitu bersahaja, kalem, dan penurut. Dia istri rumah tangga yang sangat sempurna. Dia cantik dan selalu menyuguhkan malam-malam panas yang membuatnya selalu ketagihan. Dia cerdas dan sangat berbakat di dapur dan segala sudut rumah. Dan bahkan dia sekarang hamil padahal usia pernikahan mereka baru masuk 3 bulan. Di mana yang salah dengan istrinya? Dia sangat muda dan brilian. Pasti dokter itu hanya berimajinasi, atau telinganya salah dengar.

"Gavinn.. apa yang terjadi sayang..?" Lihat pandangan matanya yang selalu membuat deg-degkan itu? Suaranya yang sangat lembut.

Gavin duduk pada sofa ruang santai mereka. Mengusap wajahnya dengan kasar dan membanting punggungnya untuk bersandar. Lalu merebahkan kepalanya hingga lurus menatap langit-langit ruangan.

"Gavinn.. kau membuatku cemas.." rengek wanita cantik itu. Di sentuhnya lengan suaminya lalu mengelusnya. Tubuhnya masih saja kaku dan tegang.

"Arion!" Gavin tiba-tiba menegakkan badannya dan menatap istrinya lekat.

Arion terkejut dan mengerjapkan matanya.

Bagaimana dia mendiskusikan itu? "Apakah kau sering merasakan sakit kepala?" Akhirnya kalimat dari mulutnya keluar juga.

"Iya, memangnya kenapa?" Tanya Arion balik dengan pandangan penasaran.

"Sejak kapan sayangku.." Gavin membelai pipi yang mulai berisi itu. Tak heran jika istrinya sedikit lebih berat. Dia sedang hamil dan porsi makannya sedikit bertambah. Apakah dia menyadarinya?

"Mmm.. sekitar.. mungkin sebelum menikah.. Kenapa?"

"Kenapa tidak cerita padaku?" Sesal Gavin.

"Mhh, kupikir, hanya kecapekan saja.."

"Jadi, kau lelah melakukan semua pekerjaan rumah?"

"Tidak Gavinn, maksudku.."

"Apa?"

"Mm entahlah.."

"Kau juga sering mimisan tengah malam?"

"Mungkin itu.. reaksi alergi saja.." Arion mengedikkan kedua bahunya ringan.

"Kenapa tidak bilang padaku?"

"Buat apa?" Kedua mata Arion menatap suaminya dengan tanda tanya. Sejak kapan suaminya mengurusi remeh temeh?

"Arion.. dengarkan aku sayang. Apa kau tahu aku sangat mencintaimu?" Sorot mata pria itu begitu serius menghujam mata sayu lawannya.

Wajah Arion menghangat. Mengapa tiba-tiba suaminya mengatakan ini di siang bolong begini? Mengingat kejadian tadi pagi. Oh.. rasanya seperti mimpi. Dia sangat merindukan sentuhan suaminya.

"Sebaiknya kau ingat dengan benar, bahwa aku sangat mencintaimu sayang.."

Arion mengangguk lemah. Dia mulai terbuai dengan bujukan suaminya itu.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang