hot 32

25.7K 953 34
                                    

"Selamat Gavin. Kasusmu berjalan lancar" Michelle membawa sebuah buket bunga ke meja kantor Gavin.

Gavin sedikit mengernyit. "Kau membawa kebun ke sini?" Ucapnya tak percaya.

Michelle hanya tersenyum. "Well.. aku hanya datang untuk mengucapkannya"

"Michelle, weekend ini Laurin membuat pesta amal. Kau akan datang jika ada waktu?" Tawar Gavin mengingat sahabatnya ini orang sibuk.

"Aku pastikan jadwalku dulu oke?"

Gavin hanya mengedikkan bahunya.

"Akhirnya aku bertemu istrimu secara ekslusif"

"Jadi, itu kebetulan atau memang kau sudah merencanakannya?" Gavin menyingkirkan buket bunga itu ke meja jendela. Lalu menyalakan komputer dan memeriksa tumpukan map.

"Ya bisa dikatakan rencana yang kebetulan. Aku sedang menemui seseorang di sana. Tiba-tiba ada yang mengikutiku. Aku tak bisa melindungi diriku sendiri jika itu seorang lelaki" jawab Michelle.

"Sebaiknya kau mulai memikirkan seorang bodyguard. Orang-orang sangat nekat akhir-akhir ini Michelle. Jangan sampai kau terluka"

"Aku senang kau memikirkanku"

"Kau temanku Michelle"

Michelle mendesah membuat Gavin tertarik memperhatikannya. "Aku sebenarnya sangat bingung" Michelle menghempas pantatnya di atas kursi di depan meja kerja Gavin.

"Seorang Michelle bingung?"

"Pria itu ternyata telah beristri.." keluhnya.

Gavin membuka matanya lebar. "Kau selingkuh dengan suami orang?"

"Aku tidak selingkuh!! Aku tidak tahu dia beristri. Dia bilang dia single!!!" Protes Michelle.

"So, ini fans atau suruhan istri itu?" Gavin kembali menekuri berkasnya.

"Entahlah. Aku takut memikirkannya" Michelle meletakkan kepalanya di meja. "Dia sudah diambang perceraian. Dia berjanji akan menyelesaikan masalahnya dan akan menikahiku"

"Akhirnya kau menikah. Tapi apa tidak bisa yang aman? Ku rasa resikonya terlalu besar. Kau akan dapat gelar setelah ini. Lalu karirmu?"

Michelle menatap Gavin berbinar.

"Kenapa melihatku begitu?" Gavin tak melihat ke arah Michelle tapi dia tahu perempuan itu menatapnya dengan mata lebar.

"Aku kagum padamu. Seorang Gavin yang dingin dan cuek bisa memberikan kalimat pertobatan seperti itu" kata Michelle di selingi senyum.

"Bilang saja ini sebagai balas jasa" ucapnya ogah-ogahan.

"Jasa apa? Jasa makan malam..?"

Gavin tak menjawabnya. "Seberapa jauh hubunganmu? Lebih baik kau hentikan sebelum terlanjur" saran Gavin.

"Ini cinta Gavin. Ini murni cinta. Kau juga jatuh cinta dengan istrimu!! Mengapa aku tak bisa jatuh cinta juga?!!" Michelle berdiri dan merentangkan kedua tangannya protes.

Gavin hanya menggaruk pelipisnya dengan menaikkan sebelah alisnya. "Ya inikan hanya saran. Aku tidak menyuruhmu. Kalian yang menjalani kalian yang tahu" akhirnya ucapnya. Buat apa mendebat hubungan orang? Hubungannya saja kalang kabut.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang