hot 27

29.5K 1.1K 35
                                    

Seorang dokter muda mengernyit. Yah, tidak bisa dibilang muda juga. Dia perawakan papa-papa hot jaman now. Dia mempunyai istri yang cantik sekaligus asistennya, seorang putri manis seumuran TK dan bayi usia setahun.

Dokter itu mengernyit memandangi Gavin dan Arion secara bergantian. "So, apa yang membuat kalian datang ke sini?" Ucap dokter itu setelah membaca rekam medis dari awal gejala sampai terakhir Arion terapi. Gavin juga membawa berkas scan MRI kepala Arion turut serta.

"Saya sudah tak tahu lagi dokter. Mungkin bukan fisiknya yang sakit, tapi psikisnya" jawab Gavin.

Bukan hanya dokter, tapi Arion tak kalah terbelalak menatap pria itu.

"Saya tahu saya bukan dokter ataupun psikiater. Saya juga tidak mempunyai ilmu atau pengalaman yang berhubungan dengan itu. Tapi selama pengamatan saya, istri saya akan mengalami perdarahan saat dia terdesak, mmm... bagaimana ya, maksud saya saat dia sedang menyimpan masalah, nyatanya saat kami bertengkar hebat dan dia meluapkan segala emosinya, perdarahan itu tidak terjadi dan sakit di kepalanya juga menghilang. Jadi, saya pikir ini sakit psikis" terang Gavin se-awam-awamnya.

Dokter itu memegangi dagunya sambil berpikir dan mengangguk-angguk. Gavin menatap sang dokter dengan antusias dan menggebu sedangkan Arion menatap mereka bergantian dalam kebingungan.

"Silahkan.." seorang wanita anggun meletakkan dua cangkir teh di atas meja praktek.

"Heh, kau pikir ini caffe apa?!! Lagipula mereka ini pasien, bukan pelanggan tempat minum kopi!!" Sergah dokter.

Wanita berparas ayu memakai dress lace putih selutut itu tersenyum dan meremas bahu sang dokter. "Lionel..! Kan hari ini libur, berarti mereka bukan sekedar pasien biasa dong.." ucapnya lembut. Wanita itu juga menatap Gavin dan Arion bergantian. "Pasangan sempurna" pujinya tulus.

"Eh?!! Hari ini tidak praktek?!!" Gavin terkejut. Lalu mengapa mereka membukakan pintu tadi?!! Pikir Gavin.

"Sudahlah, lupakan! Sikecil tidur?" Tanya dokter Lionel pada wanita itu.

Wanita itu mengangguk, "kakaknya menjaganya"

Dokter Lionel mengangguk-angguk. "Lalu, maksud kalian datang ke sini apa? Aku bukan dokter spesialis ataupun psikiater. Aku hanya dokter umum"

"Seseorang menyarankan saya kepada Anda,"

"Anda percaya saja pada orang gila itu?"

"Awalnya saya tidak mau percaya. Tapi dia tidak pernah berkata bohong pada saya" bela Gavin apa adanya.

Dokter Lionel memijat pelipisnya sambil menggerutu. "Bajingan sialan itu...!!" Desisnya. Wanita yang ternyata istrinya itu mengelus kedua bahu dokter. "Tapi aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan padanya..!" Tunjuk dokter Lionel dengan matanya pada Arion.

Arion menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya sambil menoleh pada suaminya.

"Saya akan menunggu keputusan Anda," keukeuh Gavin.

Dokter Lionel mendengus. "Dulu gadis itu, sekarang dia membawa kalian. Apa sih maunya dia?!! Jangan berharap banyak dariku. Aku akan mempelajari rekam mediknya dulu. Kemudian aku akan menghubungi kalian dan kita bertemu di luar saja. Bisa stres aku kalau kalian di sini!!! Sinting!!!" Cerocos dokter Lionel.

Gavin tersenyum lalu menarik tangan Lionel dan menjabatnya dengan senyum lebar. "Saya yakin Anda akan melakukannya"

***

"Gavinn.. yakin.. dengan ini..?" Arion duduk di bangku samping kemudi dalam Audi hitam milik suaminya.

"Aku hanya bertaruh Arion" Gavin menstarter Q8 black miliknya dan melaju cepat.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang