hot 35

26.3K 961 46
                                    

Gavin masih ingat betul bagaimana bahagianya gadis itu ketika dia memasangkan cincin pernikahan di jari manisnya, senyumnya yang merekah seperti bunga. Pandangannya yang sayu menggetarkan dadanya.


Sekarang, wajah itu terlihat amat suram. Kedua matanya menatapnya tajam penuh kebencian. Senyumannya telah lama menghilang dan tawanya telah berganti tangisan.

Bahkan tangan yang lembut itu menampar wajahnya dengan begitu keras. Sarat akan emosi dalam dirinya.

Gadis manisnya telah berubah. Dia bukan lagi Arion yang dia kenal. Dan dia sendirilah yang mengubahnya.

Arion menciut saat suaminya menatapnya begitu tajam seperti sebilah pisau yang berkilat. Tapi amarah dalam dadanya terlampau besar. Namun di sisi dirinya yang lain dia berada dalam ketakutan yang luar biasa. Harapannya memang sudah lenyab untuk bisa bersama pria ini, dan kini semakin nyata. Dialah yang mendeklarasikannya terang-terangan.

Gavin tak akan sudi hidup dengan monster seperti dirinya. Seorang pembunuh. Dan kini dia mulai menunjukkan minatnya. Minatnya untuk menyingkirkannya.

"Arion?!!"

"Kau ingin aku mengingat posisiku, bukan?" Desis Arion lirih. Bukan, suaranya memang lirih. Dadanya naik turun oleh emosi.

Gavin mengernyitkan dahinya.

"Kau ingin aku sadar siapa diriku?!! Oke Gavinn.. if you want this finish, it finish!! Puas?!!" Arion menarik lengannya sekuat tenaganya, namun dia salah. Gavin melepasnya tanpa keinginan untuk menahannya. Dia hampir terjatuh.

Gavin masih mengernyitkan dahinya dan memandangi Arion penuh tanda tanya.

"Perempuan itu memang.. lebih baik dalam segala hal. Kau sudah tahu siapa diriku.. sebenarnya bukan? Lalu apa pendapatmu? Mengerikan? A monster? Fine!!" Arion mengambil nafas dengan susah payah. Menahan suaranya agar tidak bergetar, "kau ingin berpisah? Aku akan mengirim surat itu besok!!" dan nampaknya berhasil.

Arion meninggalkan Gavin yang masih terdiam di balkon.

Arion memasuki kamarnya, memasukkan semua benda miliknya pada sebuah koper yang sudah dia edarkan di atas ranjang. Meraih apapun yang bisa dia ingat.

"Apa yang kau lakukan?" Gavin masih memandanginya di ambang pintu dengan wajah dungunya.

Arion tak perduli. Dia mengemasi semua yang bisa dia kemas lalu menutup kopernya dan menyeretnya. Melewati pintu.

"Apa yang kau lakukan?!!" Teriak Gavin

"Kau ingin aku menyingkir bukan?!!" Jawab Arion tak kalah keras tanpa menoleh.

Gavin masih bingung. Dia meraih koper dalam pegangan istrinya lalu menghantamnya ke arah jendela sampai kacanya hancur berkeping-keping.

"Sudah kubilang, kesabaranku ada batasnya.." desis Gavin begitu dingin.

Arion terdiam memandangi kopernya yang telah koyak. Memandang sinis ke arah Gavin.

"Kau begitu liar Arion. Aku tak mengenalimu sama sekali" sarkas Gavin.

"Arion sudah musnah" jawab gadis itu singkat. Lirih.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang