hot 19

35.6K 1.1K 35
                                    

Beberapa bulan sejak reuni itu. Eh salah! Sejak terapi pertama. Semua berjalan lancar. Setiap sebulan dua kali Arion menjalani terapi itu. Gavinpun setia menemani, tentu saja. Ini kan acaranya dia. Kesedihan Arion berangsur mereda meski terkadang dia masih melamun. Its okay, semua butuh waktu. Gavinpun kembali mengkoleksi merk kondomnya, lagi. Dia tak bisa menghamili istrinya sekarang.

Michelle juga hanya mengirim pesan seputar ingin makan malam dengan istrinya yang tentu saja tak ditanggapinya.

Yah.. intinya semua berjalan baik.

"Sampai kapan terapi itu akan berjalan Gavin?" Tanya Tommy. Tumben-tumbenan pria itu mengunjungi Gavin di kantor. Bersama Laurin di siang bolong.

Mereka duduk di sofa tamu kantor Gavin bertiga dan Laurin sibuk dengan ponselnya ber-chating ria dengan grup sosialitanya.

"Aku tidak tahu Opa.." Gavin mendesah lelah. Menyandarkan punggungnya pada punggung sofa.

"Sudah berapa bulan berjalan?"

"4 bulan Opa. Semua berjalan baik"

"Apakah istrimu baik-baik saja?"

"Apa maksud Opa?" Gavin kembali duduk tegak. "Dia baik-baik saja. Dia gadis yang ceria, selalu tersenyum" jawab Gavin. Arion selalu tersenyum saat mereka bersama. Dan Gavin selalu puas atas pelayanan istrinya itu, soal perut ataupun ranjang.

"Kau yakin dia baik-baik saja?" Celetuk Laurin tanpa menoleh dari ponselnya.

"Aku tak mengerti maksudmu" timpal Gavin.

"Gavin, kau ini bodoh atau tolol. Hati wanita itu sedalam dan seluas lautan. Kau tak akan pernah bisa mengukurnya" kata Laurin berpuitis ria memandang putranya sekilas.

"Sudahlah. Intinya saja, intinya apa?" Kata Gavin jengah.

"Ck!! Kau ini tak tahu diri. Kau yakin istrimu tertawa di depanmu? Kau yakin dia tidak menangis dibelakangmu?" Laurin kini menatap putranya tajam.

"Tidak!"

"Dia punya banyak waktu sendiri. Alone Gavin! Tak ada orang di rumah kalian. Itu artinya dia benar-benar sendirian. Kau tidak sadar semua keputusanmu itu sepihak? Kau tirani, kau tahu?!!" Ucap Laurin berapi-api.

"Semua ini demi dia Mom!!" Tukas Gavin.

"Kau selalu berkilah demi dia demi dia!! Apa kau tidak merasakan bahwa keputusanmu adalah dasar dari keegoisanmu sendiri?" Tunjuk Laurin pada Gavin.

"Kami membicarakannya!!" Kata Gavin tak terima.

"Tidak Gavin. Kau memaksakan keputusanmu padanya!" Ejek Laurin.

"Mommy, semua sudah berjalan. Kau mau aku menyesali keputusanku?!!" Teriak Gavin.

"Kau terlalu curiga padaku! Aku hanya ingin tahu, apa kau benar-benar memperhatikan istrimu? Apa kau benar-benar tahu keadaannya? Hanya itu. Jangan sampai kau menyesal!!" Ucap Laurin tak kalah lantang.

"Itu bukan urusanmu!! Biar aku urus rumah tanggaku sendiri!!"

"Menggugurkan anak bukan masalah sepele yang setelah gugur buat lagi. Bukan mainan Gavin!!"

"Aku tidak pernah menganggapnya sepele!!!"

"Kelakuanmu yang membuatku berpikir kau merendahkan masalah ini!!"

"Kenapa kau selalu mengatur hidupku?!! Biar aku selesaikan masalahku!! Kau jangan ikut campur!!!"

"Masalahnya adalah kau masih kekanakan! Kau masih bau kencur dan kau tak kunjung mengerti apa arti pernikahan!!"

"CUKUPPPP!!! KELUARRR!!!"

"Sudah! Sudah! Kenapa kalian jadi bertengkar? Duduk kalian!!" Ucap Tommy mencoba melerai dua orang yang sudah saling memasang kuda-kuda itu. Nafas mereka bahkan naik turun tak beraturan. Saling menatap dengan tatapan nyalang penuh amarah berapi-api.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang