Kenyataan Sesungguhnya

371K 36.1K 3.1K
                                    

Jika bersamamu adalah sebuah kesalahan. Maka biarkan aku menikmati kesalahan ku.

- Arabella Nouis

°
°
°




[ DUA PULUH SATU ]

. . .



Beberapa menit berjalan dari pertigaan komplek yang biasa dirinya turun setelah diantar Samudra, akhirnya Bela pun sampai didepan sekolahnya.

Begitu dirinya melewati parkiran, Bela bisa lihat Samudra dengan teman-temannya sedang berkumpul didepan mobil cowok itu.

Perkumpulan cowok tampan yang merebut semua perhatian manusia yang berada diparkiran.

Mungkin mereka tidak sadar, atau mungkin sudah biasa diperhatikan. Tapi tidak dengan Bela yang menatap datar teman-temannya yang mengeluarkan pandangan memuja kearah Samudra.

Enggan untuk berlama-lama melihat rombongan suaminya itu, Bela pun memilih untuk beranjak pergi dari parkiran menuju gerbang sekolah.

Namun begitu namanya diteriaki dari arah belakang, sontak Bela berputar dan mendapati Leon tengah tersenyum padanya

"Hai," sapa Leon begitu tubuhnya sudah berada dihadapan Bela.

"Hai, tumben dateng pagi," balas Bela ikut tersenyum.

Alis cowok itu bertaut tak terima, "Enak aja tumben, sering ya gue," mendengar itu sontak Bela terkekeh.

Anggukan kepala pun Bela lakukan, "iya deh, yang rajin mah beda," puji Bela dengan nada meledeknya. Membuat Leon ikut terkekeh kecil.

Begitu rombongan Samudra melewati keduanya, Bela menautkan alisnya bingung ketika Samudra menatap tajam dirinya. Sedangkan Leon masih fokus menatap manik gadis dihadapannya.

Tak mau ambil pusing, Bela pun memilih acuh, kembali fokus pada Leon yang kembali membuka suaranya.

"Ayok kekelas," ajak Leon bersahabat.

"Ayok," ucap Bela seraya melangkah masuk kedalam sekolah, dibarengi Leon yang berjalan disampingnya.



-------


Memilih untuk duduk didepan lapangan basket bersama dengan Keyla dan Safa pun Bela lakukan.

Setelah selesai makan dikantin, ketiga manusia itu berhenti begitu melihat sekumpulan cowok tampan tengah bermain basket dilapangan.

Tak usah bertanya lagi kenapa mereka memilih untuk menonton anak basket itu, Keyla-lah yang meminta karena Gilang ikut berpartisipasi pada permainan itu.

Banyak yang ikut menonton permainan basket itu, bisa dilihat sudah seramai apa pinggiran lapangan.

"Nyebelin banget, Gilang gue banyak yang neriakin." ucap Keyla kesal. Manik matanya memancarkan kekesalannya pada kaum hawa yang tengah meneriaki nama cowok berambut ungu tua itu.

"Pacarin makanya kalo gak mau digenitin lagi," Bela terkekeh seraya memakan chikinya.

Tak terima mendengar ucapan Bela, Safa menggelengkan kepalanya.

SAMUDRA ; My Bad Boy Husband ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang