cuma Bumi yang terus berputar, kalau hatiku tetap dikamu-kamu aja. Gak kemana-mana.
- Samudra Alfa Adison
。
。
。[ EMPAT PULUH DUA ]
. . . . .
Selesai memasukkan laptop dan baju seragam didalam ransel kecilnya ke dalam mobil, kini kaki berbalut sendal ber-bulu tebal itu pun kembali masuk kedalam rumah klasik kediaman keluarga Nouis.
Bela berjalan mendekat kearah meja makan dimana sang Bunda dan cowok berbadan pelukable itu tengah berbincang serius. Entah apa yang mereka obrolkan, Bela terlalu malu untuk bertanya.
Bukan malu kepada Bunda, tetapi kepada cowok yang sekarang tengah tersenyum sembari menatapnya.
Sedikit menyesal dengan perlakuannya tadi, Bela jadi malu sendiri atas apa yang ia perbuat. Dan Bela yakin, dirumah mereka nanti Samudra tentu tidak mungkin tidak diam saja dan akan membahas kejadian beberapa menit yang lalu.
"Laptop kamu udah kamu bawa, Bel?" manik sang Bunda kini jatuh kepadanya, menaikkan kedua alisnya seraya menunggu bibir kecil miliknya menjawab.
Sedikit mengangguk sebagai jawaban, Bela melirik singkat sang Bunda. "Udah kok, Bun," jawabnya pelan.
Bunda pun tersenyum, setelah itu menepuk Bahu Samudra sebanyak tiga kali. Membuat cowok yang tengah menatapnya kini mengalihkan perhatiannya kepada Bunda. Membalas senyum cantik Bunda sembari ikut tersenyum.
"Balik sekarang, kan? Beneran nih, gak mau nginep aja?" tanya Bunda mengulang untuk kesekian kali-nya. Dan jawaban yang ia terima pun tak berubah sejak ia melontarkan pertanyaan pertama nya.
"Gak usah, Bun. Besok juga masih sekolah. Aku sama Samudra gak bawa seragam." jelas Bela penuh kesabaran.
Tangannya mengambil kunci mobil yang menggantung cantik ditempatnya. Menghampiri Samudra seraya menjulurkan kunci tersebut kepadanya.
"Beneran mau pake mobil Bunda? Motor aku ditinggal aja, nih?" sembari mengambil uluran kunci dari tangan gadisnya, Samudra menatap ragu Bela.
Anggukan santai justru tertangkap oleh netra-nya. "Iya, dingin kalo naik motor. Gak mau." ucap bibir tebal gadisnya dengan sedikit gembungan pada kedua pipinya.
Terlalu gemas melihat wajah Bela sekarang, Samudra pun segera menyalimi tangan Bunda.
"Yaudah, Bun. Kita balik dulu ya," ucapnya lembut.
Bunda mengangguk seraya mengelus tangan kekar putra-nya. "Iya. Hati-hati ya, Dra," jawab Bunda.
"Kalo Tasya balik, titipin salam aku yaa," Bela mengecup pipi Bunda, mencium kening Bunda lembut begitu pun dengan Bunda. Selesai menyalimi tangan Bunda-nya, Bela tersenyum kecil.
"Aku enggak?" tanya Samudra sembari menepuk pipi kanannya. Hal yang membuat Bunda memunculkan tawa kecilnya.
Bela bergidik malas. "Skip." ucapnya jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA ; My Bad Boy Husband ( END )
Teen Fiction[ 🚫 KONTEN HALU TINGGI! GAK SUKA WAJIB JAUH-JAUH! 🚫 ] [ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ! ] Best Higgest Rank 1 in #backstreet 03 september 2020. ------------------ Cowok tampan yang sayangnya nakal, suka sekali berantem, sering meneguk minuman haram ber...