O3 | about Us

29.9K 1.1K 7
                                    

Sekarang Anya sudah dalam perjalanan pulang dan bersama Fano tentunya. Awalnya Anya memang sudah masuk ke dalam mobilnya namun tiba-tiba dihadang oleh mobil Fano.

Untuk masalah mobil anya, ia sudah meminta supirnya agar datang ke kampus dan membawa pulang mobilnya. Berakhirlah seperti ini. Suasana mobil pun masih diselimuti keheningan, tidak ada yang membuka suara.

Hingga akhirnya Fano membuka suara dan memecahkan keheningan.
"Kamu sudah makan?" tanya Fano, tetapi pandangannya masih fokus ke depan.

"Sudah Pak," jawab Anya.

KRUYUKKK ….

Ya elah nih perut gak bisa diajak kerjasama banget
sih, batin Anya.

"Cacing kamu udah demo tuh," ucap Fano sambil menahan tawanya.

"Apaan sih, Pak," kesal anya.

Menurut Anya di sini ia bisa menemukan sisi lain dari diri. Segitiga siku siku kali ah sisi.

Seseorang kepribadian kejam ini rupanya bisa menjadi sosok laki-laki yang hangat tapi gak tau juga sih. Lalu mobil Fano berhenti di salah satu restoran cukup terkenal.

"Kamu masih mau diam di situ saja?"

"Iya, maaf pak," balasnya lalu keluar dari mobil dan masuk ke restoran tersebut.

Banyak orang yang mengira bahwa Anya dan Fano merupakan sepasang kekasih karena mereka berdua
memang terlihat sangat cocok.

Anya yang mempunyai wajah cantik dan berhati malaikat serta Fano yang
memiliki tubuh tegap tinggi serta wajah yang tampan.

Sungguh pasangan yang sempurna. Mereka duduk di meja yang berada di ruangan VIP.

Dari tadi Anya hanya diam, banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Fano, tapi ia sangat takut
untuk memulai hal itu. Fano yang menyadari perubahan
Sikap Anya pun segera bertanya.

"Anya,"

"Iya Pak."

"Boleh gak kalo lagi gak di kampus jangan panggil saya pak?"

"Oke mas?"

"Mas boleh juga. want to ask something??"

"Emm sebenarnya banyak sih mas, tapi aku takut buat nanyainnya"

"Tentang apa?"

"Kita"

"Sure. Tanya aja"

"kamu gak keberatan?"

"No, silakan."

"Kenapa sikap kamu berubah, maksudku dari dingin menjadi lebih hangat?"

"Hahahahaha" bukannya menjawab justru Fano malah tertawa.

"Iiih kok malah ketawa" ujar Anya.

"Ya pertanyaan kamu lucu, saya ga pernah bersikap dingin. Mungkin perasaan kamu doang" jelas Fano

"Tapi kamu emang beda kalo di kampus" ucap Anya tak mau kalah

"Image dosen" ucap Fano.

"Ooh"

Fano tampak berfikir sebentar "gantian dong aku yang nanya"

"Apa apaa?"

"Kok kamu ga nolak pas aku bilang mau nikahin kamu?" Tanya Fano serius.

"Yaa itung itung ada yang bantuin skripsi aja sih, aku juga gak mau ngecewain mamah papah gara gara skripsi aku gak lulus"

Fano hanya tertawa mendengar alasan gadisnya, eh gadisnya?

"Nikahnya tiga hari lagi" ucap Fano tiba tiba saat Anya ingin menyuapkan makanannya yang baru saja tiba.

"Gak kecepetan? Lagian kok buru buru, jangan jangan mas nikahin aku cuma buat jadiin istri pertama ya? Nanti kalo mas bosen sama aku nyari istri lagi" cecar Anya pada Fano.

"Pay attention to your words dear" peringat Fano.

"First, I married you not only for another purpose, but I am sincere with you. Second, don't ever think that's weird, okay?" Jelas Fano, Anya sedang sibuk dengan makanannya jadi ia mengangguk saja.

_____

seusai makan, Anya dan Fano langsung menuju ke rumah Anya. 45 menit perjalanan,akhirnya mereka sampai di mansion mewah milik
keluarga Anya.

Gerbang mansion dibuka oleh security yang bertugas dan Fano langsung memakirkan mobilnya di halaman mansion Anya.

"Masuk dulu Pak, ehh maksudnya mas" ucap Anya gugup. Jujur saja Anya masih belum terbiasa memanggil Fano dengan sebutan "mas".

"Apakah ayah dan ibu ada di rumah?" tanya Fano.

"Ayah? Ibu?" ucap Anya bingung.

"Ayah dan ibumu akan menjadi orang tuaku juga kan?" tanya Fano.

"Oalah ada kok, ayo masuk!" ajak Anya sembari berjalan meninggalkan Fano. Fano hanya mengekor di
belakang Anya.

"Anya sudah pulang?" ucap mama Anya senang.

"Iya Mah, oh iya ini Fano Mah," ucap Anya memperkenalkan Fano.

"Iya udah tau, mari duduk! Kamu mau minum apa Fano?" ucap mamah Anya.

"Air putih saja Bu," ujar Fano lembut

kemudian mama Anya memanggil pelayan untuk mengambilkan air putih untuk Fano serta beberapa cemilan.

Anya hanya terdiam menyaksikan pembicaraan antara ibunya dan Fano. Banyak sekali yang ingin ia tanyakan, tapi ia tidak berani. Hingga rasa penasarannya semakin besar.

"Dari mana Mamah kenal mas Fano?" tanya Anya sangat hati-hati.

"Ooh Dia anak sahabat Mamah," jawab mamah Anya santai.

"Lalu mamah tau dari mana jika aku dan Fano akan menikah?" ucap Anya.

"Karena Mamah dan orang tua Fano sudah menjodohkan kalian," ujar mamah Anya.

"HAH?!" pekik Anya terkejut.

Ternyata semua ini bukan kebetulan semata tapi memang sudah di rencanakan tanpa sepengetahuan nya

"Kenapa sih, Nya?" tanya mamanya heran.

"Kenapa Mamah gak tanya dulu ke Anya?" ucap Anya sedikit kesal.

"Karena ..." jawab mama Anya kebingungan.

"Karena apa Mah?" ucap Anya tak sabaran.

"Karena mamah tidak mau kamu-" ucap mama Anya yang terpotong oleh sebuah teriakan.

"JANGAN DILANJUTKAN!!" teriak seseorang menyela.
Semuanya menoleh ke asal suara muncul.

"Papah," gumam Anya.

"Papah menjodohkan kamu dengan Fano karena Papah yakin bahwa Fano tulus mencintai kamu, dan
bisa menjaga kamu," jelas papa Anya tegas.

"Ooh yaudah sih, lagian drama banget pake teriak gitu, aku berasa lagi main sinetron" ujar Anya bercanda.

"Pah tapi, kenapa harus dosen aku sendiri?" Tanyanya lagi.

"Fano itu bisa bimbing kamu yang nakal ini" ucap papah, sedangkan mamah hanya tersenyum kecil.

Setelah itu kedua orang tua Anya pamit meninggalkan anya dan Fano.

"Jelasin" ujar Anya.



just a little story from: ANYA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang