Di sebuah rumah sakit, lebih tepatnya di ruang bersalin, sedari tadi ada pasangan suami istri yang sedang berdebat hanya karena posisi sang istri ketika hendak lahiran.
Ya, siapa lagi kalo bukan Fano dan Anya. Tadi pagi Anya merasakan mulas yang sangat hebat di perutnya, Fano segera membawa Anya ke rumah sakit.
Sekarang Anya sedang mempersiapkan dirinya untuk
proses bersalin, tapi waktu untuk bersiap itu malah dipakai untuk memperdebatkan hal yang tidak penting."Kamu tau gak sih ini tuh sakit banget?!" tanya Anya kesal.
"Aku juga tau kalo itu sakit, makanya kamu jangan banyak gerak!!" jawab Fano yang juga sudah sangat
kesal."Kamu kok jadi mar-" ucap Anya yang terpotong oleh ucapan dokter.
"Sudah Bu, Pak. Lebih baik kita mulai sekarang proses bersalinnya," ucap sang dokter.
Akhirnya proses persalinan dimulai, Anya pun mengejan kencang agar bayi yang berada di perutnya
cepat keluar"Ayo buk lagi, satu … dua … tiga ... ayo Buk!" ujar dokter memberi aba-aba.
Fano hanya menggenggam tangan Anya seolah olah memberinya tenaga.Entah sudah seperti apa bentuk rambut Fano, karena dari tadi Anya bukan menggenggam tangannya melainkan menjambak rambutnya.
Fano hanya diam ketika rambutnya dijambak oleh Anya karena ia tahu bahwa rasa sakit yang ia rasakan itu
tidak setara dengan rasa sakit yang Anya rasakan demi kelahiran sang buah hati.Setelah memakan waktu kurang lebih satu jam, akhirnya bayi nya pun keluar. Air mata Fano terjatuh.
____
Kini Fano sedang mengadzani sang buah hatinya dengan nada yang bergemetar karena ia masih terharu.
Setelah itu, suster segera memberikan babynya pada Anya untuk diberi ASI."Aku kesel sama kamu!" ucap Anya tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Fano polos.
"Kenapa babynya mirip banget sama kamu? Padahalkan aku yang mengandung dia!" ujar Anya sambil
mengerucutkan bibirnya lucu."Yaa karena aku tampan," jawab Fano percaya diri.
"Ck! Ini semua gak adil, aku yang ngerasain mual mualnya, tapi malah semuanya mirip sama kamu. Gak
ada bedanyalagi!" kata Anya."Ya udah nanti kita bikin lagi," ucap Fano ambigu.
"Jahitan aku aja belum kering loh Mas!" sahut Anya yang tak percaya pada ucapan konyol suami tampannya.
"Nanti kalo udah kering bisakan?" ledek Fano dengan menaik turunkan alisnya.
"Mesum!" pekik Anya.
"Gini-gini juga aku suami kamu loh, cuma aku yang kamu cinta," ucap Fano.
"Kata siapa cuma kamu?" tanya Anya.
"Lah memangnya siapa lagi kalo bukan aku?" tanya Fano balik polos.
"Itu orangnya, aku cintaaaaaaaaa mati sama diaaaa," ucap Anya sambil menunjuk seseorang yang berada di belakang Fano.Fano menolehkan kepalanya dan melihat orang yang Anya tunjuk. Namun, baru saja Fano ingin membuka suara, tetapi sudah keduluan dengan orang itu.
"Iya sayang, aku juga cinta mati sama kamu," ujar seseorang itu yang berhasil membuat Fano kesal.
Tian tersenyum lebar ketika melihat ekspresi kesal Fano, ia pun menghampiri Fano dan langsung memeluk Fano sebagai ucapan selamat atas kelahiran babynya.
Reza juga langsung memeluk Fano dengan rasa bahagia, akhirnya mereka bertiga berpelukan sedangkan Mia dan Risa sedang sibuk melihat baby boy itu.
"Ngomong-ngomong, nama babynya siapa noh No?" tanya Reza tiba-tiba.
Fano menoleh kearah Anya yang sedang tersenyum kepadanya.
"Kamu aja yang ngasih nama," ucap anya lembut.
Fano tersenyum dan menatap sang buah hati yang sedang tertidur pulas.
"Xavier Alvaro, itu namanya"Fano berkata dengan wajah yang sangat bahagia.
"Nama yang sangat bagus" puji kedua orang tua Anya dan Fano yang baru saja masuk ke ruangan Anya.
Sebenarnya kedua orang tua mereka sudah berada di rumah sakit sejak tadi malam, tetapi Anya menyuruh
mereka agar pulang saja karena Anya tidak ingin membuat kedua orang tuanya lelah. Sungguh sangat baik
sekali bukan?"Arti namanya apa Mas?" tanya Anya.
"Xavier itu artinya pria yang memiliki sifat tenang, sedangkan alvaro artinya adalah pemimpin yang bijaksana. Aku berharap Varo akan tumbuh menjadi pria yang bijaksana" ujar Fano.
"Sungguh nama yang sangat indah" balas Anya.
Semua orang yang berada di ruangan tersenyum haru melihat Alvaro yang kelahirannya membawakan kebahagiaan yang sangat besar bagi mereka semua.
-end-