O4 | explanation

28.6K 1.1K 10
                                    

"Maafin aku karena ga bilang dari awal" ucap Fano tulus dan mulai mendekati Anya yang masih terdiam.

"Aku belum bisa Nerima kamu sepenuhnya, sorry " ucap Anya.

"It doesn't matter, as long as you try to accept me." ujar Fano.

"Sure" ucap Anya kemudian tersenyum.

Lebih baik ia bilang dari awal kan daripada nanti.

Kamu gak coba nolak perjodohan ini?" tanya Anya

"Waktu awal, aku nolak karena aku pikir kamu berhak nentuin kebahagiaan kamu sendiri, tapi kamu harus percaya kalo aku tulus sama kamu" ucap Fano lalu langsung mendekap erat tubuh Anya.

"I have no problem as long as it makes my parents happy, i mean like yaudah gapapa asalkan aku bisa mamah sama papah senyum"

"Sorry, aku mau cerita semuanya, tapi waktunya belum tepat," jawab Fano.

"Iya iya, aku udah maafin kamu kok," sanggahnya sambil tersenyum tipis.
Anya pun melepaskan pelukan fano.

"Saya pamit ya," ucap Fano.

Anya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Hati hati"

Setelah fano pergi anya langsung masuk kedalam kamarnya. Anya membaringkan dirinya di tempat
tidur. Ia masih tak menyangka bahwa takdirnya seperti ini, lagi pula Fano terkenal dengan sosok yang dingin
dan sangat kejam, tapi mengapa tadi Fano berubah menjadi sosok yang sangat hangat kepadanya.

___

Pagi ini Anya merasa sangat bersemangat sekali untuk segera menuju kampus.

Entah apa yang membuatnya merasa semangat, mungkin saja karena efek senangnya tadi malam. Anya akan memakai outfit simple yaitu hanya memakai mini dress berwarna biru dongker serta rambut yang tergerai ke depan dan dipadukan dengan snickers putih.

Setelah itu Anya turun menuju lantai satu.

"Pagi Pah, Mah!" sapa Anya semangat.

"Kenapa kamu bersemangat sekali?" ucap papah Anya.

"Anya juga gak tau Pah," ucap Anya.

"Ya sudah habiskan sarapanmu dan segera berangkat, agar tidak terlambat," titah mama Anya.

"Iya Mah," ucap Anya. Setelah itu, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.

Lima belas menit berlalu akhirnya Anya pun siap untuk berangkat ke kampus. Lalu ia berpamitan kepada orang tuanya.

>skip kampus<


Anya sekarang berada di depan lokernya, karena ia ingin mengambil buku tugas. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Anya segera kembali ke dalam kelasnya.

Mia dan Risa merasa kesal ketika melihat Anya yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Lo dari mana aja sih lama banget?" tanya Mia kesal.

"Dari lokerlah emang mau kemana lagi gue" jawabnya dengan santai.

"Kita cuma khawatir lo telat masuk kelas, karena ini pelajarannya Pak Fano" ucap Risa.

Anya yang mendengar nama Fano pun hanya tersenyum. Hingga membuat kedua temannya merasa
aneh.

"Anya!" panggil Mia yang membuat Anya terkejut.

"Apaan sih?!" ucap Anya kesal.

"Lo kenapa senyum-senyum sendiri sih? Apa jangan-jangan lo udah deket ya sama Pak Fano?" ujar mia.

"Nanti gue ceritain," ucap Anya.

"Hm ok." Sahut Mia.

Pelajaran dimulai dengan keseriusan, tidak ada yang berani berbicara walaupun hanya sekedar meminjam suatu barang ketika pelajaran Fano berlangsung.

Hingga waktu kelas habis dan Fano menyudahi pelajaran hari ini.

"Langsung ke kantin?" tanya Anya.

"Ayo deh!" ajar Risa.

Mereka bertiga menuju ke kantin.
Selama berjalan menuju kantin, banyak sekali yang mencoba menggoda Anya karena Anya memang mahasiswi yang paling cantik.

Namun, Anya hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Sampai di kantin, mereka langsung memilih tempat duduk.

"Di situ aja," ucap Mia yang menunjuk meja paling
pojok.

"Ya udah ayo!" ajak Anya dan Risa bersamaan.

"Pada mau pesan apa? biar gue aja yang mesenin," ucap Anya setelah sampai di tempat duduk.

"Gue batagor sama pop ice alpukat ya Nya" ujar Mia.

"Ok, lo mau apa Ris?" tanya Anya pada Risa.

"Samain aja," tanggap Risa.

Kemudian Anya segera menuju penjual batagor, tapi ia berpapasan dengan tiga dosen yang memang
menjadi dosen terpopuler di kampus.

Siapa lagi kalau bukan Fano, Tian, dan Reza. Fano yang menyadari kalau Anya akan berpapasan dengannya, ia langsung memberikan senyum tipis pada Anya.

Tentu peristiwa itu membuat seluruh mahasiswi yang sedang berada di kantin menatap takjub Fano.

Anya hanya pura-pura tidak melihat dan langsung berjalan tanpa melihat ke arah Fano. Tanpa mereka sadari ada yang sangat tidak suka ketika melihat Fano tersenyum pada Anya.
Lalu seseorang itu menghampiri Anya dan ...

Plak ….

"Dasar jalang!!" ucap seseorang itu yang berhasil membuat seluruh pengunjung kantin melihatnya.

Anya hanya menatap bingung pada orang yang baru saja menamparnya. Berbeda dengan Fano yang terkejut melihat Anya ditampar oleh seseorang yang sangat ia kenali.
Lalu Fano menghampiri Anya dan seseorang itu.

"Apa maksud kamu nampar dia!!" tanya Fano

just a little story from: ANYA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang