"Dugaan sementaranya si. menurut gue dia," ucap Tian serius sambil menatap Fano.
"Ada bukti apa?" ucap Fano sambil menatap laptop Tian.
Lalu Tian dengan cekatan memperlihatkan sebuah rekaman CCTV yang dia ambil dari kantor polisi tempat Aletta dipenjara.
Tak lama kemudian, Reza datang
sambil membawa sebuah flashdisk berisi rekaman video Aletta bersama seorang laki-laki."Jadi, yang ngebebasin Aletta itu adalah Bastian?" ucap Fano pada kedua sahabatnya.
Reza segera mendongakkan kepalanya dan menatap Fano "Kalo berdasarkan dari dua video rekaman CCTV itu jawabannya adalah emang Bastian yang ngebebasin Aletta," jelas Reza.
Bastian, notabenenya adalah musuh Fano dalam dunia perbisnisan.
Sebenarnya Fano tidak pernah merasa punya masalah pada Bastian, tapi entah kenapa Bastian ingin sekali menghancurkannya.
ah untuk mengingat namanya saja Fano sudah sangat tidak ingin.
Tian dan Reza mendekat pada Fano, kemudian membicarakan tentang rencana yang akan mereka jalankan untuk menghancurkan Bastian dan Aletta tentu saja. Tetapi rencana ya g mereka buat juga bersiko sangat besar.
Setelah pembicaraan yang panjang, Tian dan reza pamit untuk keluar. Fano memberikan izin pada kedua
temannya untuk mempersiapkan rencana yang sudah
mereka susun.Bastian, kayaknya lo gak ada kapok-kapoknya ya, berani lo sentuh istri gue maka saat itu juga nyawa lo melayang.
Fano pun menuju kamar pribadinya. Ia menghampiri Anya yang sedang tertidur, Fano mengecup cepat
bibir Anya dan membelai rambut Anya dengan lembut.Lalu wajah Fano mendekat ke telinga Anya. "ayo kita pulang," bisiknya di telinga Anya.
Anya hanya merespon dengan anggukan tanpa membuka matanya, Fano segera menggendong Anya
dan keluar dari ruangannya untuk pulang ke apartemennya.__
Bastian dan Aletta sedang berada di sebuah café. Mereka bertemu karena ingin membahas sesuatu yang
penting mengenai Fano."Jadi, apa rencana lo bas?" tanya Aletta penasaran.
Bastian terseyum sinis melihat Aletta yang tampak sangat bersemangat "Jadi, lo beneran nih ngasih Anya
buat gue? Dia secantik apa emangnya?" ucap Bastian.Aletta segera mengeluarkan ponselnya untuk memperlihatkan foto Anya.
"Ini yang namanya Anya,
Bas" ucap Aletta.Bastian tersenyum ketika melihat wajah Anya.
Setelah itu, mereka mulai membahas tentang rencana yang akan mereka jalani.
Satu jam telah berlalu, pembicaraan mereka selesai dan Aletta segera pergi dari cafe itu meninggalkan Bastian yang masih menatap foto Anya di ponselnya.
Bastian menyeringai melihat foto Anya. Senyum lo indah, dan lo harus jadi milik gue.
Anya bangun lebih cepat dari biasanya. Ia memutuskan untuk langsung melakukan kegiatannya di
pagi hari.Setelah semuanya selesai, Anya duduk di ruang TV untuk menonton berita pagi. Namun, beberapa saat kemudian bel apartemen berbunyi. "Siapa sih pagi pagi udah dateng aja," ucap Anya lalu bangkit menuju pintu.
Anya membuka pintu apartemennya, ternyata tidak ada siapa-siapa. Ketika ia ingin menutup pintu,
Anya melihat sebuah box yang sudah dilengkapi dengan pita warna merah.Anya segera mengambilnya
dan membawanya masuk. Karena penasaran. Anya akhirnya membuka kotak itu."AAA!" teriak Anya yang berhasil membuat Fano terlonjak kaget dan segera pergi melihat Anya. Anya
hanya terduduk lemas ketika melihat isi dari kotak tersebut.Fano segera memeluk Anya. "Kamu kenapa sayang?" ucap Fano panik tanpa melihat keberadaan kotak tersebut.
Anya hanya terus menangis dan menujuk ke kotak yang tadi ia buka, Fano melepaskan pelukannya dan
berjalan menuju kotak itu berada.Fano terkejut melihat isi kotak itu yang berupa foto dirinya dengan pisau yang ditusukkan ke bagian jantungnya serta ada cairan yang mirip seperti darah dan juga ada kalimat berupa peringatan agar Anya segera menjauhi Fano. Jika tidak, Fano akan mati.