Fano dan Anya sedang melangkahkan kakinya menuju ruang rawat inap Mia. Tak butuh waktu yang
lama, akhirnya mereka sampai di ruangan VVIP yang
Mia tempati."MIA!" ujar Anya heboh dan langsung berlari memeluk Mia karena ia sangat khawatir dengan keadaan
sahabatnya itu.Mia meringis pelan ketika mendapat pelukan yang sangat erat dari bumil satu ini. Mendengar ringisan Mia,
Anya hanya tersenyum malu kearah Mia."Gimana keadaan lo?" tanya Anya.
"Pelurunya udah dikeluarin terus gue udah sehat,kalo diajak main bola juga udah bisa," ucap Mia.
"Maafin gue, ini semua salah gue" ucap Anya.
"Udah ah ini kan emang udah ada yang ngatur, lo gak boleh nyalahin diri lo sendiri," ucap Mia.
"Ehem " dehem Fano, Reza, Tian, dan Risa karena merasa tidak dianggap.
"Kompak banget sih!" ucap Anya menggoda.
Kemudian mereka berempat hanya tersenyum kikuk. Reza berjalan menuju kearah Mia sambil membawa sepiring makanan.
"Kamu makan dulu," ucap Reza datar.
"Suapin dong!!" perintah Anya dengan menggoda.
"Tangannya masih bisa digunakan" sahut Reza masih dengan nada yang datar.
"Ya elah, sama calon istri sendiri datar banget" ucap Anya.
Mia tersedak air minumnya ketika mendengar perkataan Anya.
Melihat Mia tersedak Reza segera
menepuk-nepuk pundak Mia perlahan. Semua orang yang berada di ruangan itu membulatkan matanya ketika melihat perlakuan Reza pada Mia.Reza yang merasa menjadi bahan tontonan segera mendapatkan kembali mimik wajahnya.
"Aduh, dedek jadi baper!" ucap Tian menggoda Reza.
"Lo udah bosen hidup?" tanya Reza.
"Udah ah! Reza, mendingan lo suapin Mia tuh" Ucap Fano dengan nada yang tak ingin dibantah.
"Hmm" ucap Reza lalu mulai menyuapi Mia dengan telaten.
"Cieee serasi banget sih," ujar Risa.
"Iya nih serasi bangett, lucu banget sih kaliannn" Sahut Anya.
"Besok kita kaya gitu ya Ris" Ucap Tian tiba-tiba kepada Risa.
Risa membulatkan matanya ketika mendengar ucapan dari Tian.
"Tian! Apaan sih!‖ ucap Risa.
"Ciee Risaaa" sahut Mia yang gantian meledek.
"Mia apaan sih," ucap Risa dengan keadaan pipi yang merona.
"Udah ah, kalian tuh sama aja" sahut Anya.
"Tian, Reza jadi kalian kapan mau nikahin Risa dan Mia?" celetuk Fano.
"SECEPATNYA!" ujar Reza dan Tian bersamaan.
"Iya kapan? Cewe-cewe ini juga butuh kepastian kali!" ucap Anya yang semakin gencar menggoda Tian dan Reza.
"Anya ish!"
"Apa Miaku sayang!!" sahut Anya.
"Lo mah ih!" ucap Mia.
Lalu mereka kembali melanjutkan aktifitasnya
Anya dan Fano duduk di sofa yang berada di ruang
rawat inap Mia."Mas aku punya ide untuk mereka berempat," ujar
Anya berbisik."Apa sayang?" tanya Fano yang juga berbisik.
Anya menyuruh Fano mendekat padanya dan Anya membisikkan sesuatu pada Fano yang dibalas anggukan oleh Fano.
"Ide yang sangat bagus sayang," sahut Fano.
"Sip, kapan kamu kasih taunya??" ujar Anya.
"Sekarang dong." Fano berkata dengan semangat.
"Tian, Reza, Mia, dan Risa!" Fano memanggil mereka semua dan mereka pun menoleh kearah Fano
dengan tatapan bertanya."Kalian akan dinikahkan secara bersamaan. Soal pestanya, gue akan urus semuanya!" jelas Fano santai.
"WHAT?!” pekik mereka semua bersamaan