Client yang ditunggu oleh Fano akhirnya datang dan mereka mulai membahas proyek yang akan mereka kerjakan.
"Senang bisa bekerja sama dengan Anda, Pak Fano," ucap Client Fano sambil menjabat tangan.
Setelah pertemuan itu Fano memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Sepi, tak ada lagi canda tawa. Semua terasa hampa.Ketika sampai di apartemen, Fano langsung disambut oleh Tian dan Reza yang memang tinggal di
apartemen Fano selama Anya pergi. Karena mereka tidak ingin Fano kenapa-napa, kalau kata Tian sih gitu.
Tian yang melihat kedatangan Fano segera menghampiri Fano. "Udahlah bos, sabar aja dulu, mungkin Anya lagi butuh waktu buat sendiri," ucap Tian memberikan semangat kepada sahabatnya.
Fano hanya tersenyum tipis melihat kedua sahabatnya yang sangat peduli dengannya.
"Thanks ya, kalian emang sahabat terbaik gue,"ucap Fano tulus.
Dengan sombongnya Reza berbicara "Kalo gue sih emang sahabat yang terbaik, tapi kalo Tian mah bukannya terbaik, tapi ternyusahin " ucap Reza yang berhasil membuat Tian kesal setengah mati dengan tingkah Reza yang asal ceplas-ceplos.
Fano tertawa kecil, kemudian menuju kamarnya karena ia ingin membersihkan tubuhnya, namun ia
membelokkan arah langkahnya menuju nakas di samping ranjangnya yang terdapat foto Anya sedang
tersenyum ke arah kamera.
Fano mengambil foto itu dengan tangan gemetar "Secepatnya pasti aku akan nemuin kamu sayang,
maafin aku ya," ucap Fano lalu mencium foto Anya dengan hati yang tercabik-cabik.
___"Ini buat kamu," ucap seorang laki-laki pada Anya.
Anya mendongakkan kepalanya dan tersenyum ketika melihat Bastian membelikannya secangkir kopi
untuknya."Thanks ya Bas," ucap Anya.
Sudah tiga hari ini, Anya dan Bastian terlihat dekat, mereka mengenal satu sama lain ketika bertemu dalam suatu insiden.
Anya sedang menuju satu mall untuk membeli hadiah untuk temannya. Namun, di tengah perjalanan
dompet Anya terjatuh namun ia tidak menyadarinya.
Ada seorang laki-laki yang menepuk bahunya pelan. "Ini dompet kamu jatuh tadi," ucap laki-laki itu.Anya mengambil dompetnya. "Terima kasih ya, bahkan aku gak sadar kalo dompetku jatuh," ucap Anya ramah.
Lalu laki-laki itu mengulurkan tangannya padanya.
"Aku Bastian," ucap laki-laki yang bernama Bastian.
Anya membalas uluran tangan Bastian sambil tersenyum. "Saya Anya," ucap Anya.
Sejak hari itu mereka semakin dekat. Menurut Anya, Bastian itu merupakan seseorang yang memiliki sifat mudah bergaul dengan orang baru dan juga ramah hal itu lah yang membuat anya dan bastian berteman.—flashback off
"Jadi, kapan rencananya kamu balik ke Indo?" Tanya Bastian.
"Entahlah Bas," ucap Anya. Sebenarnya Anya ingin sekali kembali ke tanah kelahirannya namun ia
pasti akan bertemu Fano jika ia kembali pulang ke Indonesia.
"Bagaimana jika besok? Aku kemarin memesan dua tiket. Awalnya sih untuk temanku, tapi ternyata temanku gak jadi pergi," ucap Bastian dengan lesuh."Baiklah," ucap Anya tak enak menolak ajakan Bastian, karena bastian adalah orang yang sangat baik dan beberapa hari ini membuat hidupnya lebih berwarna selama di Jepang.
Lagipula ia juga harus memberanikan diri untuk bertemu Fano kan? Ia ingin semuanya kembali seperti semula.
Bastian pun tersenyum senang mendengar jawaban dari Anya.Rencana awal berhasil
Anya dan Bastian melanjutkan mengobrol membahas keberangkatan mereka besok. Yang sangat tiba tiba.____
Ketemuin gak ya???