"Mas, aku mau makan nasi pake ice cream coklat," ucap Anya tiba-tiba.
Fano membelalakkan matanya terkejut. Apa Anya bilang mau makan nasi pake ice cream coklat? Apakah
istrinya sedang sakit?."Emang ada?" ujar Fano heran karena sejujurnya permintaan Anya kali ini terkesan sangat aneh.
"Ada kok nanti kita beli ice cream-nya aja, kan kalo nasi udah ada di apartemen," ucap Anya bersemangat.
Fano hanya menuruti segala kemauan Anya dan mulai menjalankan mobilnya dalam keadaan otak yang
masih berpikir tentang nasi ditambah ice cream rasa coklat.
Sedari tadi Anya dan Fano masih terus saja berdebat perihal nasi dengan ice cream coklat, Fano sudah
membuatkan makanan seperti yang diinginkan Anya namun lagi-lagi Anya meminta satu yang cukup membuat Fano menatap Anya dengan tatapan tak percaya.
"Masa aku sih yang makan" ucap Fano kesal.
Bagaimana tidak, dari tadi Anya memaksa dirinya untuk memakan nasi yang sudah dicampur dengan ice cream rasa coklat.
"Kamu sayang gak sih sama aku?!" ucapnya kesal.
'Sayang, lah" ucap Fano tak kalah kesal.
"Ya udah makan! Kalo kamu gak mau makan aku
bakalan pergi sekarang juga" ucap Anya.
Anya yang seenaknya saja, untung Fano sabar."Jangan pergi dong!!"
"Ya udah, makan ya sayang" pinta Anya berusaha selembut mungkin untuk membujuk Fano agar Fano
mau memakan makanan itu.
Fano mengalah dengan menghela nafas dan menatap makanan itu, tangannya mulai mengambil makanan laknat itu dengan sendok, namun ketika makanan itu akan masuk ke mulutnya tiba-tiba Anya menghentikannya.
"Mas, jangan dimakan!" ucap Anya yang berhasil membuat Fano merasa lega .
"Ya udah, aku mau mandi dulu" ucap Fano yang hendak melangkah namun dicegah oleh Anya.
"Aku mau minta yang lain aja ya Mas, please ...." ucap Anya sambil menunjukkan puppy eyes-nya.
Fano luluh, ia kembali duduk dan menatap Anya.
"Aku mau makan bakso aja" ucap Anya dengan mata yang berbinar.
"Ya udah, ayo kita pergi beli bakso yang ada di dekat apartemen" ucap Fano.
"Tapi aku mau makan baksonya di Bandung," lanjut Anya berbicara.Fano ingin menenggelamkan diri sekarang juga rasanya, daritadi istrinya sangat aneh.
"Oke, besok kita ke Bandung ya‖ ucap Fano yang sudah merasa lelah.
"Aku maunya sekarang," ucap Anya merengek-rengek layaknya seorang anak kecil.
"Ok, kita ke Bandung sekarang!" ucap Fano pasrah.
Fano mengambil kunci mobilnya lalu memakaikan Anya jaket, mereka pun segera berangkat ke Bandung.
Senyuman menghiasi wajah Anya sedari tadi, akhirnya ia bisa makan bakso di Bandung.Ia juga tidak tahu alasannya mengapa ia ingin makan bakso di Bandung. Di dalam mobil, Anya terus saja berbicara tanpa melihat ekspresi Fano yang sudah sangat lelah.
Fano ingin marah namun ia tidak bisa. Setelah menempuh waktu yang lumayan lama akhirnya mereka sampai di Bandung.Sekarang sudah pukul 9 malam dan ia masih mencari bakso yang Anya inginkan. Beberapa saat kemudian, mobil Anya pun berhenti di sebuah penjual bakso.
Anya turun dari mobil lalu memesan dua mangkuk bakso.
"Makasih ya, Mas" ucap Anya sambil mencium seluruh wajah Fano.
"Hmm"
Setelah makan bakso, Fano dan Anya memutuskan untuk menginap di hotel karena hari yang sudah larut
malam. Fano tidak mau mengambil resiko. Anya langsung merebahkan tubuhnya di samping Fano. Ia baru
saja selesai mandi, jadinya terlihat lebih segar.
"Mas?"
"Iya"
"Mas"
"Iya, sayang"
"Aku mau makan asinan Bogor, aku pengen banget makan asinan"
"Kamu itu sebenarnya kenapa sih sayang? Dari tadi kamu minta makanan yang gak masuk akal mulu, besok ya kita beli asinannya"
"Eh ganti aja deh, besok aku mau makan KFC yang ada di Jogja aja ya, Mas"Batin Fano berteriak ketika mendengar permintaan Anya sebelum terlelap dalam tidurnya.
Aneh aneh saja, makan bakso dibandung, makan KFC di Jogja, besok apalagi? Makan tumis kangkung di Jepang?