O6 | suddenly

27.1K 927 2
                                    

08:00 pagi.

Kring ... kring ... kring

Karena mendengar suara yang berisik akhirnya Anya membuka matanya dan mematikan alarm yang berbunyi itu. Ia mengambil handphone untuk melihat jam.

"Astaga! Gue telat!" ucap Anya panik.

Anya langsung menuju kamar mandinya untuk bersiap-siap ke kampus.

Setelah selesai, Anya pun langsung turun ke lantai satu. Di lantai satu ia melihat mamanya sedang sarapan.

"Mamah kenapa gak bangunin Anya sih?" tanya Anya kesal.

"Tadi kata kamu kan hari ini libur," jelas mamanya santai.

"Kapan Anya bilang gitu?" ucap Anya.

"Ya sudahlah lebih baik kamu berangkat sekarang," perintah mamanya.

Anya bergegas masuk ke mobil dan menuju kampus. Sampai di sana, Anya langsung menuju kelasnya.

Anya langsung masuk ke kelas tanpa memperhatikan siapa yang sedang mengajar dalam kelasnya.

"Apa alasan kamu telat hari ini Anya?" tanya dosen killer yang tak lain adalah Fano.

Entah kenapa ia selalu telat jika kelas Fano, kan jadinya langganan di hukum.

"Maaf Pak, saya kesiangan," ucap Anya menunduk.

"Silakan keluar!" perintah Fano tegas.

Menurut Fano walaupun Anya sekarang sudah menjadi calon istrinya, Fano tidak akan memperlakukan Anya spesial di kampus.

Anya langsung keluar dari kelas dan duduk di kursi tunggu yang berada di depan kelasnya.

Sial banget gue hari ini, batin Anya mengumpat.

Dua jam telah berlalu, tapi pelajaran Fano belum selesai juga.

Akhirnya Anya memutuskan untuk ke kantin karena ia belum sarapan.

Sesampainya di kantin Anya pun memesan nasi goreng dan es jeruk dan langsung memakannya setelah pesanannya datang.

Di tengah-tengah kegiatannya, Anya mendengar bahwa suara mahasiswa di kelasnya yang artinya kelas Fano telah usai, tetapi Anya hanya bersikap tak acuh.

"Enak banget lu makan duluan!" ucap Mia kesal.

"Ya udah maaf ya, lagian kalian tadi liat kan kalo gue diusir sama si macan," jelas Anya.

"Lagian lo kenapa bisa telat lagi sih Nya, mana pas pelajaran dia mulu lagi telatnya?" tanya Risa penasaran.

"Kesiangan Risa," balasnya.

"Emang tadi malam lu ngapain sampai bisa kesiangan?" tambah Mia.

"Gue tadi malam gak bisa tidur gara-gara dapat pesan misterius" sambungnya dengan nada serius.

"Pesan misterius maksud lo?" ujar Risa kepo.

Anya pun menceritakan semuanya mengenai pesan misterius itu pada Mia dan Risa.

"Jadi menurut lu, Aletta pelakunya?" ucap Risa setelah mendengarkan cerita Anya.

"Menurut gue si gitu Ri, soalnya kan dia gak suka banget liat gue deket sama Pak Fano,gue gak takut sama ancaman dia tapi gak ada salahnya kan gue waspada" ucap Anya.

"Iya juga, oh iya gue mau nanya dong," ujar Risa.

"Tanya apa?" ucap Anya.

"Lu kan sekarang udah mulai deket nih sama Pak Fano nah menurut lu sikap Pak Fano tuh gimana?" ucap


Risa.

"Ok, gua cerita ya?" ucap Anya.

"Okeyyy" ucap Mia dan Risa berbarengan.

"Jadi Pak Fano tuh ya kalo di kampus sama di luar kampus beda banget," ucap Anya.

"Beda gimana Nya?" tanya Mia.

"Iya dia tuh kalo di luar kampus baik banget terus asik gitu, tapi kalo di kampus udah kaya gak punya hati,


udah gitu galak banget lagi, terus kalo ngasih tugas gak kira-kira. Gue tuh pengen nabok dia rasanya," ucap


Anya sambil terkekeh.

Anya melihat ekspresi ketakutan


pada kedua temannya, ia mengeryit heran mengapa ekspresi kedua temannya seperti itu.

Kemudian Anya mengikuti arah pandang kedua temannya dan Anya


sangat terkejut setelah melihat siapa yang berdiri di belakangnya.

Mati gue nih orang kalo mau muncul kasih aba aba dulu dong, batin Anya.

"Siapa yang mau kamu tabok Nya?" ucap seseorang di belakang Anya yang tak lain adalah Fano.

"Emm gak gitu Pak maksud saya tuh ... ehhh Pak lepasin!" ucap Anya yang tangannya ditarik secara tibatiba.

"Ikut saya!" ucap Pak Fano dingin.


Mia dan Risa hanya memberi semangat pada Anya yang tangannya sedang ditarik oleh Fano.

Semenjak sama Fano sering diculik ya, mana main tarik tarik aja lagi

Anya yang tangannya sudah ditarik oleh Fano hanya diam dan berusaha menyamai langkah Fano yang


sangat cepat. Ketika sampai di mobil Anya mulai bertanya.

"Pak?"

"Bapak?"

"Mas maksudnya"

"Kenapa?"

"Kenapa kita pergi? Terus mobil aku gimana?"

"Saya tadi ditelpon oleh ibumu agar segera kembali ke rumah, soal mobil udah saya urus,"

"Kebiasaan ckk, untuk apa mamah nelpon kamu?"

"I don't know Anya,"

"Oh ok, kita akan segera mengetahuinya setelah sampai,"

"Hmm."Setelah itu mereka berdua sibuk dengan pikirannya


masing-masing.

Hingga tak terasa akhirnya mereka


sampai di mansion milik Anya. Fano pun yang melihat Anya sedang tertidur tidak tega untuk membangunkannya.

Akhirnya ia memutuskan untuk menggendong Anya dengan gaya bridal style, gak mungkinkan kalo diseret, KDRT sebelum menikah itu namanya.

Setelah dirasa Anya nyaman dengan posisinya Fano segera masuk. Fano mengeryit heran mengapa rumah Anya sangat ramai dan juga ada orang tuanya.

"Astaga Fano! Anya kenapa?" ucap mamah panik.

"Anya sedang tertidur bu," jawab Fano lembut.

"Ya sudah, bawa dia ke kamarnya," ucap mamah.

"Baik bu," ucap Fano.

Sampai di kamar, Fano segera meletakkan Anya dengan sangat hati-hati.

Lalu Fano beranjak turun untuk


bertanya kepada orang tuanya mengapa mereka ada di


sini.

"Pah, mah," panggil Fano sambil mencium tangan orang tuanya.

"Kau lama sekali Fano, untung saja acaranya belum dimulai," ucap papah Fano.

"Acara apa Pah?" ucap Fano.


"Acara pernikahanmu dengan Anya" sahut mamah Fano cepat.

"Jangan bercanda Mah, kan harusnya masih dua hari lagi?!" ucap Fano terkejut.

"Why? Bukankah lebih cepat, lebih baik?" ucap mamah Fano.

"Tapi bagaimana dengan Anya, mengapa kalian tidak meminta persetujuan dari kami?" ucap Fano kesal.

just a little story from: ANYA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang