"Morning sayang" ucap Aletta ketika masuk ke ruangan Fano.
Sedangkan Fano yang mendengar
sapaan dari Aletta hanya diam, karena enggan untuk sekedar membalas sapaan Aletta
Fano memutuskan untuk mengerjakan perkerjaannya namun siapa sangka jika tiba-tiba Aletta duduk di pangkuan Fano.
Fano menggeram marah dengan kelakuan Aletta.
"Jangan dekatkan tubuh kotor anda dengan tubuh saya!" ucap Fano dingin dan langsung mendorong Aletta
hingga terjatuh.
Bruk
Aletta terjatuh namun Fano seakan tidak peduli dengan apa yang dialami oleh gadis itu.Aletta mendekati Fano lagi "Kamu kenapa sensi banget sih, sayang? Kamu masih mikirin pelakor itu? Mungkin dia udah mati" ucap Aletta kesal.
"Jaga bicaramu! Sekarang juga kamu keluar" sentak Fano
Aletta tak menjawab. Ia segera pergi dari ruangan Fano.
_____
"Udah dibawa semua belom, bentar lagi pesawat kita take off" ucap Bastian memastikan barang bawaan
Anya.
Anya hanya terseyum dan mengangguk. Sebetulnya ia masih ragu untuk bertemu Fano namun apa boleh buat karena semakin ia pergi maka masalah ini semakin rumit.
"Ayo kita ke pesawat" ucap Bastian menggandeng tangan Anya secara tiba-tiba.
Anya terkejut atas perlakuan Bastian namun ia memakluminya, mungkin saja karena Anya takut tertinggal.Terlalu positif thinking si anya mah ckck.
Selama di pesawat, mereka hanya saling diam dan tenggelam dalam pikirannya.
Setelah menempuh perjalanan berjam jam akhirnya pesawat
mendarat dengan sempurna di Bandara Soekarno-Hatta.Mereka langsung pergi untuk mengambil koper mereka, lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Bas aku duluan ya, soalnya papah udah jemput" ucap Anya ramah.
Ia memang meminta sang ayah untuk menjemputnya karena ia sangat merindukan sang ayah.
Tiba-tiba Bastian memeluk Anya."Sampai jumpa lagi ya, Nya" ucap Bastian lalu meninggalkan Anya.
Anya langsung menghampiri sang ayah dan memeluknya "Udah puas liburannya?" tanya papanya.
"Udah dong pah" ucap Anya.
Tiba-tiba raut wajah sang ayah pun berubah."Apa kamu tau Fano sudah banyak berubah selama sebulan ini?" Tanya papah anya.
"Anya selalu mengetahui keadaan dia pah" ucap Anya, karena selama di Jepang ia meminta bodyguardnya untuk mengawasi Fano.
Mereka berdua langsung menuju ke apartemennya dan Fano. Sesampainya di lobby, Anya meminta papahnya untuk mampir dulu, tetapi papanya ada meeting penting
jadinya harus langsung kembali ke kantor.
Sesampainya di lantai tempat unit apartnya berada, Anya mengeryit heran melihat pintu apartemennya
yang terbuka.
Ketika Anya ingin masuk, tiba-tiba keluarlah seorang laki-laki dari apartemennya.
"Kak Reza!" ucap Anya kaget.
"Anya!" ucap Reza tak kalah kaget"Lo kemana aja sih Nya? Si Fano sampe hampir gila tuh"
"Gue liburanlah bosen di apart mulu" ucap Anya sambil tertawaAnya memperhatikan
apartemennya, ternyata tidak berubah. Reza masih terlihat kaget hanya diam dan memperhatikan Anya."Gue telpon Fano dulu ya" ucap Reza.
"Jangan! Biarin aja" larang nya.Reza hanya mengangguk setuju dan pamit ingin pulang ke rumahnya. Setelah kepergian Reza, Anya
memutuskan untuk menyiapkan makan malam untuk Fano karena matahari sudah mulai tenggelam.Ia tak sabar bertemu Fano, Anya juga merindukan Fano sebagaimana laki laki itu merindukannya.
_______Konflik lagi ga ni?