Fano berjalan mendekati Aletta dan Anya. Fano mengetahui Anya di sini karena tadi bertanya dengan Risa.
"Apa yang kamu lakuin sama anya?!" ucap Fano marah pada Aletta.
"Aku gak apa apain dia kok, malahan dia mau mukul aku fano" ucap Aletta dengan nada manja namun terdengar menjijikan.
"Aku ingetin lagi ya, berani kamu nyentuh Anya walau seujung jari, aku bakalan cari kamu sampai ke ujung dunia sekalipun" ancam Fano kemudian membawa Anya pergi meninggalkan Aletta yang terdiam mencerna ancaman Fano.
Setelah kejadian di taman belakang kampus, mereka memutuskan untuk pulang karena Anya juga sudah tidak ada kelas lagi, tapi di tengah jalan tibatiba Anya marah dan ngambek karena tidak diperbolehkan untuk memelihara kucing.
Di balik pintu, Anya tertawa mengingat wajah Fano yang terkejut karena ia meminta izin untuk memelihara kucing padahal ia tahu bahwa Fano takut dengan kucing.Sedangkan Fano masih mengetuk pintu dan memohon agar Anya membukakan pintunya, Anya
lagi ngambek jadinya Fano dikunciin deh.
"Sayang buka pintunya, please!" ucap Fanomemohon.Namun, tidak ada jawaban dari Anya.
"Sayang, aku capek loh ini,"
Masih tidak ada jawaban dari Anya.
Akhirnya Fano menyandarkan punggungnya ke pintu apartemennya. Namun
Bruk ….
Pintu apartemen terbuka, Anya yang menyaksikan Fano yang terjatuh makin meledakkan tawanya. Fano
mendengus kasar melihat istrinya yang sangat bahagia.Fano menerobos masuk ke
rumah dan duduk di meja makan untuk meminum air putih.
Anya segera menormalkan tawanya kembali dan menujuk ke arah Fano. Tapi ketika ia melihat wajah
Fano tawanya meledak kembali.Lagi-lagi Fano hanyamenghela nafas melihat istrinya yang sedang mentertawakan dirinya.
"Masih lama ketawanya?" ucap Fano kesal lalupergi menuju kamar. Anya pun mengikuti Fano masih
dengan tertawa.
"Gimana si Aletta?" ucap Anya setelah berhasil menghentikan tawanya.
"Di penjara," ucap Fano singkat lalu merebahkan tubuhnya di kasur."Hah? Sampai di penjara??" Kaget Anya.
"Dia udah kelewatan" ketus fano
"Kamu marah sama aku?" ucap Anya.
"Enggak," ucap Fano cuek.
"Kok cuek banget sih," ucapnya."Lagi males,"
"Kamu tuh kenapa sih? Seharusnya kan aku yang marah kok ini malah jadi kamu yang marah sih!" ucap
Anya kesal."Aku capek dan dengan santainya kamu nyuruh aku tidur di luar, kamu mikir gak sih ngelakuin itu
semua!" ucap Fano marah.
Anya hanya terdiam, baru pertama kali ia dibentak oleh Fano.
"Ya udah, aku minta maaf," ucap Anya, ia tak menyangka jika Fano akan semarah ini kepadanya.Fano tidak menjawab dan segera masuk kamar mandi.Setelah lama menunggu Fano, selesai mandi
akhirnya Fano keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih fresh.
"Mas aku minta maaf" ucap Anya.
Fano diam."Mas iiih kok kamu marah sih, kan bercanda. Kamu juga sering bercandain aku tapi aku biasa aja"
"Kamu kelewatan" ucap Fano akhirnya
"Yaudah kalo kelewatan tinggal mundur kalau enggak kan bisa muter balik" jawab Anya.
"Ga gitu ya maksud aku" Fano mencubit hidung Anya gemas.
"Tuh cubit cubit"
"Gemes, kamu kalo ngomong monyong monyong kaya ikan koi"
"Kamu udah ga marah?"
"Lah emang aku marah?"
"Tadi marah?" Cecar Anya tak terima merasa di bohongi.
"Selamat, anda kena prank"
"Apa banget ngeselin" Anya berjalan menuju ruang tamu.
"Mau ngapain?"
"Skripsian lah"
Fano mengehela nafasnya, ngambek lagi