Fano datang bersama kedua orang sahabatnya. Fano mencium
kening Anya lalu duduk di samping Anya."Hei, what's wrong with you?" tanya Fano ketika melihat raut wajah Anya yang khawatir.
"Aletta udah balik, dia tadi datangin aku. Permintaan nya masih sama, dia mau aku jauhin kamu" ucap Anya dengan nada tak kalah khawatir.
Fano memberi kode kepada dua temannya untuk mencari keberadaan Aletta. Tian dan Reza yang sudah
mengerti akan perintah Fano segera pergi dan menjalankan tugasnya.Anya masih dalam dekapan Fano
dan enggan untuk melepaskannya.
Ia masih khawatir tentang ancaman Aletta."look at me" ucap Fano lembut.
Anya menatap wajah Fano."Aku gak mau kalo sampe kehilangan kamu Fano"
"Sttt sekarang kamu tenang dulu. Anya, mau apapun yang terjadi kamu, kamu tetap istri aku. Gak akan
ada yang bisa menggantikan posisi kamu"Anya tersenyum ketika mendengar perkataan Fano.
"Promise?" ucap Anya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Fano membalas acungan jari kelingking Anya sambil tersenyum "Promise"
Lalu Fano memanggil pelayan cafe tersebut dan memesan makanan untuknya dan untuk Anya, karena
ini sudah masuk jam makan siang.Anya melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan Fano "Happy mensive Mas, aku lupa mau ucapin"
Fano tersenyum melihat istrinya yang sudah kembali ceria "Happy mensiv juga sayang ucap Fano sambil mengecup kening Anya.
Beberapa saat kemudian, makanan mereka datang dan segera memakannya. Setelah makan, Fano memutuskan agar Anya ikut bersama dirinya kembali ke kantor. Anya hanya menurut pada ucapan suaminya.
Sekarang, mereka berdua berada di dalam mobil untuk menuju ke kantor
Selama 30 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di lobby gedung pencakar langit tersebut.
Fano dan Anya segera masuk ke dalam lift untuk menuju ruangan Fano. Anya menyapa beberapa karyawan yang berpapasan dengannya.
Sampai di ruangan Fano, Anya duduk di sofa dan memainkan handphonenya untuk memberi kabar pada teman-temannya, menceritakan bahwa tadi ia bertemu aletta dan Lain lain.
Sedangkan Fano, ia melanjutkan tugasnya yang tadi sempat tertunda. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan Fano dan hal itu membuat Anya terkejut.
"Hai honey!!!” sapa seseorang itu.
Fano dan Anya hanya menghela nafas mendengar teriakan keras Tian saat masuk ke dalam ruangan Fano.
Fano pun segera menghampiri Tian. "Ketuk dulu napa sih kalo mau masuk!" ucap Fano jengkel karena
sahabatnya yang satu itu tidak pernah mengetuk pintu dahulu sebelum masuk ke dalam ruangannya.Tian hanya tertawa melihat temannya kesal. "Gue punya kabar bagus buat lo," ucap Tian semangat.
Anya yang merasa diabaikan segera berdeham pelan sambil
menatap tajam ke arah kedua pria tersebut."Aku berasa jadi benda mati" ucap Anya kesal.
Tian merasa tidak enak hati melihat Anya yang tampak kesal. "Maaf ya Nya, gue lupa kalo ada lo"
ucap Tian sambil tersenyum lebar.Anya hanya membalas dengan anggukan dan menuju kamar pribadi yang berada di ruangan Fano.
"Aku ke kamar aja ya mas" ucap Anya kepada Fano.
"Mau aku antar gak, sayang?" ucap Fano sambil menatap ke arah Anya.
Anya hanya tersenyum pada Fano."Gak usah aku bisa sendiri kok," ucap Anya lalu pergi ke kamar pribadinya.
"Lo lebay banget, anterin anterin segala padahal jaraknya cuma lima langkah. Dasar bucin" julid tian