"Mulai besok kalian harus mulai menjalankan tugas dari saya dan ingat kalian jangan sampai menyakiti Fano!" ucap Aletta kepada anak buah yang ada di depannya.
"Ok Bos, besok saya mulai dari mana?" tanya salah satu anak buah Aletta.
"Kamu culik si Anya dan bawa dia ke tempat paling jauh dari kota ini!" suruh Aletta.
"Baik Bos!" jawab anak buah Aletta.
"Jangan lupa, buatlah bayi Anya mati!" ucap Aletta"Itu urusan gampang Bos," ujar anak buahnya.
Aletta segera berjalan menuju jendela yang berada di markasnya, ia memandangi pohon-pohon yang menjulang tinggi.
Tinggal menunggu beberapa waktu lagi dan aku akan menjadi nyonya Fano
Kemudian, ia memainkan ponselnya dan menatap foto dirinya dan Fano sewaktu pacaran dulu.
"Masa ini akan terulang sebentar lagi, dan setelah itu kamu akan menjadi milikku seutuhnya!" gumam
Aletta dengan penuh semangat.
Dendamnya kepada Anya tidak akan pernah berhenti selama Anya masih bersama dengan Fano.Sebenarnya jika diperhatikan, perasaan Aletta kepada Fano itu hanya sebatas obsesi dan bukan cinta. Ya, kita lihat aja apakah bisa Aletta merebut Fano dari Anya.
___
Kini kehamilan Anya sudah menginjak lima bulan, Anya mempunyai kebiasaan baru yaitu suka memarahi Fano hanya karena hal kecil. Tetapi Fano hanya
menuruti apa yang Anya mau agar istri kecilnya tak marah-marah.Mengenai Aletta ... ah ya sudahlah, bagi Fano selama Aletta tidak mengganggu keluarga kecilnya,
maka Fano tak masalah.Semenjak keluar dari rumah sakit lebih tepatnya empat bulan yang lalu, Fano pun memutuskan untuk pindah ke mansion pribadinya yang berada di dekat kantornya.
Setiap hari kedua sahabat Anya datang ke sini karena permintaan Anya yang katanya agar dirinya tidak kesepian.
Hufft ... mau gimana lagi ya gaiss dari pada ada perang dunia kelima mendingan Fano menuruti
kemauan Anya.Saat ini, Anya bersama kedua temannya sedang berbelanja di sebuah mall besar yang berada di daerah Jakarta.
Sedari tadi Anya, Mia, dan Risa selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi semua toko yang ada di mall.
"Gue capek nih, kita ke restoran dulu aja yuk!" ucap Mia yang udah merasa lelah.
"Iya nih, gue juga capek ngikutin bumil yang satu ini" ucap Risa lalu berjalan duluan menuju resto bersama Mia.
Anya hanya terkekeh kecil melihat kedua sahabatnya yang sudah pergi terlebih dahulu. Saat anya ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba dibekap oleh seseorang yang membuat Anya terjatuh dan pingsan
karena pengaruh obat bius.Seseorang itu langsung membawa Anya ke dalam mobilnya dengan cara menggendong Anya.
____
"Loh, si Anya ke mana Ris?" ucap Mia yang baru saja tersadar ketika sampai di restoran dan tidak melihat
keberadaan Anya. Risa membelalakan matanya ketika mendengar ucapan Mia."Ayo kita cari!" ucap Risa panik.
Lalu mereka berdua mengelilingi mall untuk mencari keberadaan Anya. Setelah dua jam mengelilingi
mall, mereka sama sekali tidak menemukan Anya.Akhirnya mereka pun menelpon Fano.
____
Fano baru saja sampai di ruangannya bersama Tian dan Reza karena tadi mereka habis melakukan meeting
dengan client."Gila banget nih proyek!" ucap Reza semangat.
"Pokonya kita harus fokus!" lanjut Tian.
Fano hanya terseyum tipis melihat kedua sahabatnya yang sangat antusias membicarakan prihal
proyek.Mengapa mereka sangat bersemangat? Karena lokasi proyeknya itu sangat strategis dan berpotesi tinggi untuk memperoleh keuntungan tinggi.
Namun, ketika Fano sedang membaca berkas perjanjian proyeknya, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Mia, yaitu sahabat dekat istrinya.
Tanpa pikir panjang, Fano segera mengangkat telpon
dari Mia."Ada apa Mi?"
“Gawat Fan, gawat!”
"Gawat kenapa?"
“Anya hilang!”
"Hilang gimana? Bukannya tadi dia sama kalian?!"
“Kita udah cari ke seluruh mall tapi hasilnya nihil, kita ga nemuin Anya.”
"Dia pulang kali."
"Enggak, masa dia tiba-tiba pulang tanpa pamit.”
"Kok bisa sih?!"
"Anya kayanya diculik, Fan! Gue yakin."
"Ya udah kalian ke rumah gue sekarang!"
Fano mematikan panggilan telepon dari Mia dan melihat kedua sahabatnya yang menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Anya diculik, kita pulang sekarang!" ucap Fano.
Mereka bertiga langsung keluar dari ruangan. Selama perjalanan menuju parkiran, Fano memasang
wajah dingin serta tatapan membunuh.Para karyawan hanya menunduk takut melihat bosnya yang tidak seperti biasanya. Selama di dalam mobil, Fano hanya diam dan
fokus menyetir.Tian dan Reza hanya diam tak berani berbicara pada Fano karena mereka tahu kalo Fano sedang berada dalam mood yang sangat buruk
Aletta! Mau lo apa sih?! Kalo sampe lu nyentuh Anya seujung jari pun akan gue balas dengan balasan
yang lebih