Saat ini Anya bersama teman-temannya sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka yang lapar.
Namun, ketika sedang asik berbincang, suara notifikasi
handphone Anya membuat teman-temannya melihat kearahnya.
Seakan-akan bertanya "Kenapa?" namun Anya hanya tersenyum membalas tatapan mereka.
Anya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, "gue ke toilet bentar ya" ucap Anya.
Kedua sahabatnya hanya mengangguk setuju padahal mereka ingin mengantar Anya namun ia menolak.
Tanpa sepengetahuan Fano dan teman-temannya, Anya menemui seseorang di belakang kampus dengan terburu-buru.
Anya sudah sampai tepat di hadapan seseorang yang menatapnya dengan penuh kebencian.
"Akhirnya lo Dateng juga, kirain ga berani dateng" ucap seseorang itu dengan nada sinis.
Anya hanya menghela nafas, rasanya dia sudah benar-benar muak dengan semua tingkah laku Aletta.
Aletta, seseorang yang ditemui Anya di taman belakang kampus adalah si wanita licik itu.
Tadi Aletta mengirimkan sebuah chat agar Anya menemuinya. Aletta mulai mendekat pada Anya dan dengan cepat Aletta menjambak rambut panjang Anya dengan sangat
keras.
Anya hanya meringis menahan rasa sakitnya, kemudian Anya menggenggam tangan Aletta.
Aletta yang terkejut dengan perlakuan Anya, langsung menarik tangannya ke udara dan ingin menampar Anya.
Namun, belum sempat ia menampar, tangannya sudah ditahan oleh Anya.
"Mau lo apa?!" tanya Anya yang saat ini sedang sangat marah.
Sedangkan aletta? hanya tersenyum sinis mendengar pertanyaan Anya.
"Cukup mudah, lo serahin Fano buat gue dan hidup lo tenang," ucap Aletta santai.
"Heh Jamet, gausa mimpi deh. Sampai kapanpun juga gue ga bakal nyerahin mas Fano. Dan satu lagi, mending lo bangun terus ngaca" ucap Anya serius.
"Oh ya? Gue bisa lakuin apapun, bahkan buat bunuh lo sekalipun"
Senyuman sinis terukir di wajah cantik Anya, tidak ada kelembutan dan keramahan lagi yang terlihat dari wajah Anya. Perubahan raut wajah Anya sebenarnya membuat Aletta cukup terkejut namun dia berusaha untuk menormalkan kembali raut wajahnya.
Aletta mengambil sebuah pisau kecil dari saku belakangnya dan mengarahkan pisau yang sudah diberi obat bius mematikan itu pada Anya.
"Coba kalo bisa bunuh gue" ucap Anya menantang.
Aletta semakin mendekat ke arah Anya. Anya hanya tersenyum sinis.
Saatnya dia tahu bahwa gue bukan cewek lemah yang akan menuruti semua permintaan dari wanita bodoh ini.
Anya mendekati Aletta dan langsung
mengambil pisau dari tangan Aletta, setelah itu ia langsung mengunci tangan aletta.
Aletta yang memang sudah memiliki kemampuan bela diri pun berusaha untuk melepaskan diri dari Anya. Anya yang menyadari bahwa Aletta berusaha membebaskan diri pun segera memukul perut Aletta.
Aletta semakin menjadi-jadi melihat Anya sudah memukulnya, ia pun bangkit dan ingin memukul
kepala Anya namun segera ditepis oleh Anya.
"Apa lo fikir gue ini bodoh hah?!" ucap Anya marah.
"Lo udah ambil yang seharusnya jadi milik gue jalang!!" Tegas aletta
"Fano lebih milih gue dari pada lo, mendingan lo sadar diri deh!" ucap Anya santai.
Wajah Aletta semakin memerah artinya emosinya akan meledak.
Aletta memukul perut Anya dengan gerakan cepat.
Anya terhuyung ke belakang dan memegangi perutnya terasa sakit.
Ia belum siap dengan serangan mendadak dari alettaAnya menghampiri Aletta dan ingin
memukul kepala aletta namun tindakannya terhenti karena ucapan seseorang.
"Anya! Hentikan!" ucap seseorang.
Mati deh gue
___
Coba tebak ini siapa????