Fano segera mengambil ponselnya dan menghubungi Tian dan Reza agar kerumahnya untuk membahas
masalah ini.Fano kembali menuju ketempat Anya, Anya sudah merasa lebih tenang namun tubuhnya masih gemetar.
Fano mengecup kening Anya. "Jangan khawatir, ya aku disamping kamu terus" ucap Fano lembut.Anya menatap wajah Fano dengan sayu, "Aku gak mau kamu kenapa-napa Mas," ucap Anya sambil menangis.
Ia takut. Sangat takut.
"Sttt kamu gak perlu khawatir, kita akan selalu bareng-bareng sampai maut memisahkan, ok?" ucap
Fano lalu mengajak Anya untuk berisitirahat di kamar.Setelah Anya terlelap. Niatnya untuk sarapan bersama sirna begitu saja karena paket ancaman itu, Fano memutuskan untuk mandi dan sarapan sambil menunggu kedua temannya datang.
Hari ini Fano tidak ke kantor karena ingin menemani Anya. Ia yakin jika istrinya itu sangat shock melihat ancaman seperti itu.
Sebenarnya tanpa mencari tahu siapa pelakunya, Fano sudah mengetahui titik awal dari permasalahan ini
namun Fano memilih untuk mengikuti permainan
mereka.Tak berapa lama kemudian, bel pintunya berbunyi. Fano segera membukakan pintu untuk kedua temannya.
Tian dan Reza masuk ke apartemen Fano, mereka berdua telah membawa laptop mereka dan beberapa berkas
yang akan Fano kerjakan di rumah nanti.Tian dan Reza menatap Fano meminta penjelasan. Fano mulai menceritakan semuanya, setelah itu mereka pergi menuju depan pintu apartemennya.
Sebenarnya tanpa sepengetahuan siapapun, mereka bertiga telah
memasang kamera tersembunyi yang berada pada tiga titik.Setelah memastikan kameranya masih dalam posisi semula, mereka bertiga masuk kembali untuk
melihat rekaman kamera tersembunyi itu.Mereka bertiga melihat seorang pria membawa kotak itu dan menekan bel. Setelah itu, pria yang membawa kotak itu pun pergi.
Fano mengepalkan tangannya melihat kejadian tersebut. Tian hanya mengusap bahu sahabatnya agar bersikap lebih tenang dan tidak gegabah.
"Kita mulai rencana awal kita," ucap Fano.
"Tapi lo yakin mau pake rencana itu?" ucap Reza memastikan.
"Iya, lo yakin bakal gak ketahuan Anya?" timpal Tian.
"Besok salah satu di antara kalian ada yang jaga Anya di sini, dan gue akan pergi dan menemui jalang
itu," ucap Fano tegas."Ok, kita tunggu kabar selanjutnya dari lo," ucap Tian.
Setelah itu Tian dan Reza meninggalkan apartemen
Fano dan menuju ke kantor untuk meneruskan aktivitasnya._______
Hari ini Aletta bersemangat sekali karena tadi malam Fano menelfonnya dan mengajaknya untuk makan
siang. Aletta memakai sebuah mini dress dengan model dada yang sangat terbuka. Aletta memilih dress itu
sebab hari ini ia akan membuat Fano menjadi miliknya seutuhnya.Ia terseyum melihat penampilannya di kaca dan setelah itu pergi menuju tempat janjiannya dengan Fano.
Fano baru saja selesai rapat dengan clientnya yang berasal dari Amerika. Ia segera menelfon Reza untuk
menemaninya bertemu dengan Aletta karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.Sedangkan Tian, lelaki itu memilih untuk mejaga Anya di apartemennya, awalnya Anya menolak namun Fano meyakinkan istrinya itu dan akhirnya Anya pun setuju.
Fano masuk ke mobilnya, di sana sudah ada Reza. Reza segera melajukan mobilnya ke restoran tempat Aletta dan Fano bertemu. Ketika di dalam mobil, Fano
dan Reza mengatur strategi rencananya ketika berada di
restoran nanti.Setelah menempuh perjalan selama lima belas menit, Fano dan Reza sampai ke restoran tersebut. Fano
masuk ke dalam restoran itu terlebih dahulu dan Reza memilih duduk di sebrang meja bosnya.Aletta yang melihat kedatangan Fano, langsung menghampirinya
serta mengecup bibir Fano tanpa malu. Sedangkan yang dicium, menahan amarahnya. Ia tak mau jika rencana awalnya gagal.Fano akhirnya duduk dan Aletta mulai memanggil pelayan untuk memesan makanan. Fano semakin dibuat kesal karena melihat tingkah laku Aletta yang layaknya
seperti jalang.Bahkan sesekali Aletta sengaja membungkukan badannya agar belahan dadanya semakin
terlihat. Bukannya merasa nafsu justru Fano semakin merasa sangat jijik.Saat makanan telah datang, Fano Izin untuk ke toilet. "Aku ke toilet dulu sebentar" ucap Fano lalu meninggalkan Aletta.
Setelah memastikan Fano pergi, Aletta segera memasukan obat perangsang dalam minuman Fano dengan
dosis yang tinggi.Aletta merapihkan kembali posisinya. Beberapa saat kemudian Fano datang, ia segera memakan makanannya.
Namun, ketika ingin minum tiba-tiba ponsel Fano berbunyi dan ada pesan masuk dari Reza yang mengatakan bahwa Aletta sudah mencampur minumannya dengan obat perangsang.
Fano tiba-tiba berpamitan
kepada Aletta tanpa meminum airnya "Aku harus kembali ke kantor," ucap Fano yang langsung bangun dari duduknya.Aletta pun terkejut saat melihat Fano berdiri. "Minum dulu kali, emangnya kamu gak haus?" ucap Aletta
dengan nada menggoda."Aku bisa minum di mobil. Ok, Aletta see you next time," ucap Fano lalu meninggalkan Aletta.
Sial, Gagal lagi gue buat dapetin Fano