Matahari telah terbit, Anya mematikan alarm yang dari tadi berbunyi. Ia menatap wajah suaminya yang masih terlelap di sampingnya. "Good morning mas"
Lalu Anya bangkit dan menuju kamar mandinya. Setelah lima belas menit, ia pun selesai mandi dan bergegas memakai baju setelah itu membangunkan Fano.
Anya naik ke atas tempat tidurnya. "Ayo bangun dong, Mas" ucap Anya sambil menciumi wajah Fano.
Fano langsung membuka matanya dan melihat istrinya yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Good morning" sapa Fano lalu bangun dan menuju kamar mandi.
Anya hanya menggelengkan kepalanya melihat Fano.
Anya berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Selesai sarapan, mereka segera pergi menuju kampus Anya.Setelah itu, Fano langsung pergi ke kantornya.
___
Fano berjalan melewati para karyawannya yang sedang membungkukkan badannya memberi hormat kepada Fano.
Fano hanya membalas dengan senyumannya. Fano segera masuk ke dalam lift untuk menuju lantai 26 di mana ruangannya berada.
Fano keluar dari lift dan berpapasan dengan Tian dan Reza.
Tian dan Reza selain menjadi dosen, mereka bagian dari orang-orang kepercayaan Fano. Mereka pun
masuk ke ruangan Fano.Fano melepaskan jasnya dan
duduk di sofa bersama kedua sahabatnya.
"Dia bebas" ucap Tian.
"Siapa yang berani menjamin kebebasan dia?" ucap Fano serius.
"Sepertinya laki-laki yang ada di foto ini" ucap Reza.
"Kita awasi dia dulu. Soal anya, gue udah nyuruh beberapa bodyguard untuk menjaga Anya dari jarak
jauh" ucap Fano yang dibalas dengan anggukan kepala oleh kedua sahabatnya.___
"Jadi, lu belum ngucapin mensive sama Pak Fano?" tanya Mia sambil menyeruput minumannya.
Anya hanya menggelengkan kepalanya. Kedua teman Anya mendengus kasar ketika melihat Anya yang kurang peka.
"Emang harus banget ya ngucapin gituan?" tanya Anya.
Risa hanya berdecak kesal melihat tingkah Anya "Ya haruslah Nya, lu emang mau dibilang gak peka
sama Pak Fano?" jawab Risa kesal.
"Yaa enggak si," ucap Anya sambil tersenyum lebar.
"Ya udah, lu ucapin cepet!" ucap Mia.
Anya pun tiba-tiba merasa ingin buang air kecil, ia izin ke toilet pada kedua temannya. "Gue ke toilet dulu
ya, udah kebelet nih," ucap Anya lalu pergi meninggalkan kedua temannya yang masih memandangnya heran.
Setelah buang air kecil, Anya pun pergi ke wastafel untuk mencuci kedua tangannya.
Namun, ketika ia hendak keluar tanpa sengaja Anya menabrak seorang perempuan dan ia pun terjatuh.
"Ehh sorry, gue gak sengaja," ucap Anya sambil berusaha bangun lalu ia pun mendongakkan kepalanya
dan menatap orang yang ditabraknya.
Seketika Anya membulatkan matanya melihat siapa yang di tabrak nya."Apa kabar?" ucap seseorang itu dengan tersenyum sinis.
"Mantan napi udah bebas? Enak gak di penjara?, Mau apa lo? Jawab Anya meremehkan"Permintaan gue masih sama dengan yang kemarin" ucap seseorang itu sinis.
Anya hanya menghembuskan nafasnya kasar "Mau gimana pun juga Fano itu suami gue. Jadi lu gak usah berharap lagi Aletta!" ucap Anya kepada Aletta.
Yap, seseorang itu adalah Aletta, orang yang paling ia benci telah hadir kembali dalam kehidupannya.
Aletta hanya tersenyum sinis mendengar perkataan Anya "Kita liat aja siapa yang akan menang" ucapnya lalu pergi meninggalkan Anya.
Setelah Aletta pergi, Anya segera menelfon Fano.
"Halo Mas, kita ketemu sekarang di cafe dekat kampus" ucap Anya ketika panggilannya telah tersambung.___
Enaknya Aletta kita apain ya guys?