7. Kompromi

1.6K 230 5
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Yang terjadi antara kau dan aku bukanlah rekayasa belaka, Allah sudah mentakdirkan nya jauh sebelumnya, walaupun ini terkesan seperti kompromi"

~API~

"Assalamualaikum"

"Apakah benar saya berbicara dengan Eliza Syakira Maharani?"

"Iya saya sendiri, ada apa?"

"Ibu kamu mengalami kecelakaan dan sekarang di bawa ke rumah sakit Citra Medika"

Prak

Tangannya terasa lemas, bahkan untuk memegang handphonenya ia tak kuasa, air mata sudah membanjir pipi putih nya, badai serasa menerpanya, ia merasakan sesak yang amat luar biasa pasokan udara yang begitu melimpah terasa hilang tak tersisa. Hatinya merasakan nyeri yang amat mendalam kala mendapatkan kabar itu. Semesta seolah mempermainkan hati gadis itu.

"Ya Allah tolong selamatkan dia aku tak mau kehilangan untuk kedua kalinya"

Gadis itu berlari dengan sesekali menyeka air mata yang luruh tanpa ijin. "Eliza kamu mau kemana" teriak seorang pria yang tadi memaksanya menerima lamaran darinya.

Arsen mengejar Eliza, ia tak tahu apa yang terjadi dengan gadis itu, kenapa gadis itu menangis?" Pikirnya bertanya-tanya

"Eliza" teriak Arsen tapi terlambat Eliza sudah menaiki taksi. Segera Arsen mengambil mobilnya yang ada di parkiran dan mengejar taksi yang membawa gadis itu. Hatinya mengatakan bahwa dirinya harus mengejar gadis yang tadi menangis di hadapannya.

"Rumah sakit?"
Yah taksi yang membawa Eliza itu berhenti di R.S. Citra Medika.

Arsen segera mengikuti Eliza apa yang terjadi dengan gadis itu?

"Selamat siang pak" sapa salah satu perawat, yah R.S. Cintra Medika adalah miliknya Arsen. Yah milik Arsen jadi tidak kaget jika banyak para dokter dan perawat yang mengucapkan sapa dan menghormatinya.

"Aku mohon dok selamatkan umi saya aku mohon" gadis itu memohon mohon dengan air mata yang tak kuasa jatuh, namun dokter itu sepertinya tidak punya hati.

"Anda harus membayar Administrasi nya dulu" ucap dokter itu

"Saya janji akan membayar nya, tapi tidak sekarang dok" ucap Eliza dia sekarang memang tidak memiliki uang dan saat dia mau menelfon Abangnya handphone jatuh tadi, dan sekarang dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Ya Allah bantu hamba"

"Tidak bisa mbak ini sudah prosedur di rumah sakit kami" sebenarnya dokter itu merasakan iba tapi bagaimana lagi ini memang sudah prosedur di rumah sakit nya, dan Jika dia melanggar nya pekerjaan nya yang menjadi taruhan.

"Maksud dokter bagaimana? Katanya dokter itu orang mulia tapi dokter tidak bisa membantu saya, coba dokter di posisi saya,
di sana ada orang yang sangat membutuhkan bantuan dokter, Tapi dokter memusingkan uang, Saya janji akan membayar nya tapi tidak sekarang. Ini urusan nyawa dok! Apa dokter tidak punya hati? Dan seperti nya tidak, dokter tidak punya hati!"

Maki Eliza dia sudah tidak bisa menahan amarahnya karena dia tak mau kehilangan ibu untuk kedua kalinya. Siapa sih yang tidak seperti Eliza ketika orang yang kita sayang ada di ambang kematian? Tidak ada.

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang