34. Satu Fakta

2.7K 201 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Play music : Surga yang tak dirindukan

"Harap ku agar dapat mawadah bersamamu, namun do'a ku kini semoga kamu dan dia  sakinah mawadah warahmah."

~API~
-
-
-

Setelah Eliza mengatakan untuk Mama Jihan dan Papa Kennandra mempersiapkan pernikahan suaminya.  Memang Jihan dan Kennandra menurutinya, karena ia tak bisa melihat menantu nya memohon mohon seperti itu.

Sampai hari pernikahan itu tiba. Yah, hari ini Arsen dan Hanum akan melangsungkan pernikahan di sebuah hotel mewah milik adiknya Kennandra.  Banyak ucapan selamat berjejeran di depan gedung, dan ribuan tamu- tamu juga sudah mulai berdatangan.

Seorang wanita kini menahan isak tangis di sebuah kamar hotel. Rasanya campur aduk setelah ia mengetahui satu fakta yang membuat ia terguncang.

Wanita itu Eliza, dia menatap sebuah foto yang mulai buram tapi masih bisa ia lihat dengan jelas. Kenapa harus seperti ini, kenapa satu fakta harus ia ketahui di saat waktu yang tidak tepat.

Eliza berlari menuju kamar nya, ia sedang di tunggu Umi Inah dan yang lain untuk pergi ke tempat akad nikah suaminya. Namun harus kembali ke kamar kala menyadari handphon miliknya ketinggalannya di kamar.

Iapun mencoba mengingat ingat di mana terakhir kali nya ia meletakkan handphone miliknya. Wanita itu mencari nya di sebuah laci namun juga tak di temukan.

Iapun masih mencari handphone miliknya dan ia menemukan nya di atas buku novel. Karena tergesa -gesa membuat tumpukan buku novel itu berjatuhan.

"Astaghfirullah kenapa harus jatuh!"  gerutunya.

Karena tak mau mengulur waktu ia segera memunguti buku buku novel nya itu. Hingga ia menemukan sebuah amplop usang yang pernah ia temukan sebelumnya.

Karena rasa penasaran ia membuka amplop itu perlahan. Bibirnya di buat kelu setelah mengetahui isi amplop itu. Ia tak bisa berkata kata. Kenapa ia harus mengetahui satu fakta ini di saat waktu yang tidak mendukung.

Amplop usang itu berisi foto dua bocah yang berbeda usia sepuluh tahun. Yang tak lain adalah dirinya dan Arsen. Dan di balik foto ada sebuah tulisan

"Untuk kamu Eliza adik kecil ku yang menjelma menjadi cinta pertama ku. Jujur aku belum bisa melupakan mu, bahkan aku juga tak tahu rupa mu seperti apa. Kamu si gadis kecil yang selalu merengek meminta ini itu, kamu gadis cerewet yang meminta ku untuk menjadi suamimu tapi maaf nyatanya sampai sekarang aku juga tak kunjung mengetahui keberadaan kamu, dan maaf karena aku melanggar janjiku. Maaf karena aku telah menikahi perempuan lain. Dan satu lagi yang harus kamu tahu istri ku memiliki nama yang sama sepertimu! Apakah ini hanya kebetulan atau memang sudah di rencanakan oleh Tuhan aku tak tahu. Namun kamu dan segala kenangan yang ada tak mungkin bisa aku lupakan begitu saja."

Seperti itu lah tulisan di balik foto yang telah usang di makan waktu. Eliza tidak bisa membendung air matanya. "Kamu tidak perlu minta maaf karena istrimu ini adalah gadis kecil itu!" batinnya berteriak.

Tok_tok

Suara ketukan pintu membuat Eliza segera menghapus air matanya. Terlihat ada Umi Inah yang menatap putri nya sendu. "Nak akad akan di mulai sebaiknya kamu jangan hadir saja!" ucap Inah lembut.

"Tidak Umi Eliza hadir di sana. Bagaimanapun ini adalah hari yang membahagiakan untuk suami aku." balasnya.

Kemudian mereka berjalan dengan santai menuju tempat akad yang segera di gelar. Kini Eliza dapat melihat dengan jelas suaminya yang duduk di hadapan penghulu.

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang